Friday, December 18, 2009

Celebrating 1 year bike to work

Hari ini pas 1 tahun menggunakan sepeda ke tempat kerja. Menjelang akhir bulan Desember 2008, kuputuskan untuk membeli sepeda sebagai sarana transpotasi untuk ke tempat kerja. Beramai-ramai dengan anggota keluarga, pergilah kami ke Roxy Mas setelah berkunjung dari museum di Kota. Lihat-lihat, akhirnya jatuhlah pilihanku ke sepeda Polygon tipe City Bike. Model yang kupilih adalah Sierra DX dengan harga sekitar Rp1.900.000, paling mahal di kelasnya.



Senang sekali memulai kebiasaan baru naik sepeda. Pas hari pertama naik sepeda ke tempat kerja, baru sekitar 2 kilometer, kepala agak nggeliyeng dan mata berkunang-kunang berasa mau muntah. Sempat kepikir mau pulang lagi saja, ganti naik motor. Tapi hati dikuatkan meskipun jarak masih sekitar 8 kilo lagi dan menghadang fly over di depan. Menjelang naik fly over, kaki kayak gemeteran menggenjot pedal yang seolah tidak mau bergerak. Rasa tengsin alias malu oleh sahutan pejalan kaki di pinggir fly over, "ayo mas, terus...terus, genjot lagi. he..he..he" Entah itu mau ngasih semangat atau mau ngeledekin, tapi aku merasa gak boleh turun dan menuntun sepeda. Puncak sudah sebentar lagi. Dan tidak perlu banyak waktu, puncak fly over Kuningan berhasil kulalui. Sepedaku meluncur cepat menuju jalan turunan, kurasakan nikmatnya menaklukan fly over di hari pertamaku naik sepeda.

Sampai di tempat kerja, kuletakkan sepedaku di tempat parkir khusus sepeda yang sudah tersedia. Nafasku masih ngos-ngosan, keringat masih mengalir seolah enggan berhenti. Teman-temanku yang sesama naik sepeda memberikan selamat, Welcome to the club. Sementara teman-teman lain yang tidak naik sepeda, ketawa-tawa ketika kuceritakan pengalamanku ketika naik fly over dengan sorakan pejalan kaki, "ayo mas dikit lagi".

Sorenya waktu pulang kerja aku mikir sebaiknya jangan lewat fly over dulu. Cukup dulu hari pertama naik sepeda lewat track itu, cari alternatif lain . Muter agak jauh, tapi berhasil menghindari fly over. Namun sayangnya aku tidak tahu kalau sebenarnya sepanjang jalan pulang itu naik ke atas. Makanya kok nggenjot pedal sepeda ini rasanya berat banget, kerasa banget nafas sampe mengi. Kebetulen aku punya penyakit asthma. Ngik...ngik begitu bunyinya. Selanjutnya beberapa track naik di depan lainnya berhasil dilalui hingga selamat sampai di rumah. Hoa cape sekali, hari pertama naik sepeda.

Gimana besok, masih mau naik sepeda lagi? Well, karena aku punya prinsip kebiasan baru paling tidak harus diulang-ulang selama 30 hari nonstop supaya bisa melekat maka sampai hampir 3 minggu ke depan aku terus naik sepeda tiap hari ke kantor yang jaraknya kurang lebih 10 kilometeran dari rumah. Belum sebulan penuh, akhirnya masuk rumah sakit. he..he..he.. dan opname. Tapi sampai sekarang, setahun sesudahnya aku masih belum tahu, apakah gara-gara sepedaan tiap hari ke kantor atau karena hal lainnya. Karena waktu itu selama 4 hari berturut-turut aku pulang pergi Jkt-Sby-Jkt-Sby tanpa istrirahat karena kakekku kecelakaan hingga akhirnya meninggal.

Setelah setahun berlalu, jalur ke kantor rasanya ringan saja, meskipun ya capek juga kalau terlalu malam pulangnya. Efeknya ke badan banyak sekali. Aku jarang pilek, batuk, atau flu yang dulu hampir tiap bulan atau bahkan 2 minggu sekali pasti mampir. Lainnya paha lebih kenceng dan singset. Lainnya lagi nafas lebih lega, padahal aku punya penyakit asthma. Efek negatif lainnya kulit lebih item. he..he..he. Tapi ini juga karena kontribusi renang siang-siang di Cilandak. But overall, sepedaan ke kantor sangat menyenangkan dan memberikan manfaat yang banyak buat aku. Tidak perlu mahal-mahal ikut gym kayak dulu di Fitness First yang sebulan fee-nya sampai 400 ribu lebih dan harus mengalokasikan waktu paling tidak 1-2 jam, sekarang sekalian berangkat pulang kantor sudah sekaligus olahraga. Mana kalau lagi macet, bisa lebih cepat dibandingkan dengan naik kendaraan. Intinya sepedaan is the best for me.

Btw dengan tipe city bike ini, rasanya pas banget dengan kebutuhanku. Tidak perlu repot-repot bawa tas di punggung karena bisa ditaruh dikeranjang depan. Selain itu, kita juga bisa menaruh jas hujan dan bag cover di keranjang untuk jaga-jaga kalau hari hujan.



Dengan bahan yang sangat ringan, yaitu alloy frame, memudahkan untuk diangkat kalau kita ingin berganti jalur saat macet. Ringan banget. Selain itu, walaupun modelnya city bike istilah kerennya, tampangnya sih mirip sepeda bibi-bibi ke pasar, dilengkapi juga dengan rear hub R-nexus 3, sehingga kita bisa mengganti speed sampai 3 kecepatan. Walaupun sih jarang banget pakai 3 karena beraat banget.

Kelemahan sepeda ini adalah untuk standarnya dia lemah banget jadi sering jatuh. Mungkin karena bodynya yang ringan banget sehingga kepala setirnya sering terbalik. Selain itu karena ada rear hub internal, sepeda ini tidak bisa dipasang standar yang berdiri. Jadi untuk amannya selalu parkirlah dengan menyandarkan sepeda ini di tiang, pohon, atau tembok. Mungkin itu saja. Kalau rear hub, meskipun berat buat aku sih justru keuntungan buat melatih kaki dengan speed yang berat, terutama pas tracking menanjak.

Overall, sepedaan adalah sesuatu yang mengasyikkan, menyehatkan, menghematkan, menambah teman, dan menambah kegembiraan keluarga karena bisa bareng-bareng ke taman naik sepeda. Buat yang takut hitam terutama cewek, bisa pakai sun block atau baju panjang. Tapi jangan takut sepedaan ya. Dan yang terakhir, join dengan Bike to Work!