Diterima di perguruan tinggi negeri, terutama yang favorit, merupakan impian setiap siswa/siswi. Namun tidak semua siswa dapat diterima dikarenakan seleksinya yang ketat dan besarnya peminat terhadap perguruan tinggi negeri favorit. Sehingga dapat lolos seleksi dan masuk kuliah di universitas negeri merupakan kebanggaan tersendiri bagi seorang siswa. Selain karena kualitasnya yang dijamin bermutu juga biaya kuliahnya relatif murah dibandingkan dengan jalur khusus ataupun perguruan tinggi swasta.
Namun demikian, meskipun biaya kuliahnya relatif murah, tidak semua mahasiswa yang sudah diterima tersebut mampu membayar kuliah dengan mudah. Dengan kata lain, ada kendala biaya, yang terutama disebabkan faktor orang tua yang kurang mampu. Bagi mereka, para mahasiswa yang kurang mampu itu, biaya kuliah yang relatif murah karena sudah disubsidi oleh negara, masih terasa mahal.
Tapi bagi mahasiswa yang ulet dan mandiri, biaya semestinya bukan hambatan untuk meneruskan kuliah dan menyelesaikannya dengan baik dan dalam waktu yang telah ditentukan. Banyak cara bagi mahasiswa yang cerdas dan kreatif sumber-sumber income untuk menopang masa-masa kuliah mereka. Beberapa potensi income yang dapat dimanfaatkan oleh para mahasiswa kreatif antara lain:
Pertama adalah beasiswa. Umumnya di kampus negeri, beasiswa yang disediakan untuk para mahasiswa cukup banyak, baik dari pemerintah maupun dari perusahaan/lembaga lainnya. Beasiswa tersebut bervariasi, mulai dari beasiswa mahasiswa berprestasi hingga beasiswa untuk mahasiswa yang kurang mampu. Jadi bagi yang IPK-nya pas-pasan jangan khawatir, masih ada peluang beasiswa untuk mereka. Tapi informasi mengenai beasiswa ini harus dicari secara aktif, tidak boleh pasif. Harus sering-sering bertanya ke kantor rektorat terutama ke PR III (kemahasiswaan), baca pengumuman, ngobrol dengan teman, serta buka-buka internet.
Kedua adalah menjadi asisten dosen. Aktivitas ini selain memberikan pride, kebanggaan tersendiri, juga bisa memberikan income yang lumayan. Dari asisten dosennya sih ga terlalu, tapi dari dikenal dan diajak proyek dosen itu yang lumayan. Dosen-dosen biasanya lebih suka melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang sudah dikenal dan mempunyai kualifikasi seperti para asisten dosen. Selain itu, ilmu yang diperoleh ketika menjadi asisten dosen dan terlibat dalam proyek-proyek para dosen tersebut nanti akan menjadi pengalaman yang berharga pasca lulus kuliah.
Ketiga adalah memberikan les privat bagi siswa sekolah. Kebanyakan mahasiswa universitas negeri menyambi kuliah dengan memberikan les privat. Side job ini lumayan membantu menambah uang saku dan membayar kos. Sebagai ilustrasi pada tahun 2009, mengajar siswa SMA per sesi kurang lebih 1,5 jam, seorang guru privat dengan kualifikasi mahasiswa dihargai sebesar Rp100 ribu. Jika seminggu dua kali, dari seorang murid SMA, maka sebulan akan diperoleh pemasukan sebesar Rp800 ribu. Tapi sepertinya jarang seorang guru les memiliki satu orang murid saja, biasanya sampai 4-8, bisa dibayangkan pendapatannya minimal sebesar Rp3,2 juta. Tentu saja alokasi waktu untuk mengajar lebih banyak siswa juga akan semakin besar. Yang penting jangan sampai mengganggu proses perkuliahan.
Keempat adalah melakukan wirausaha. Orang bilang masa-masa kuliah adalah masa-masa untuk belajar salah dan berani mencoba. Banyak cerita-cerita sukses dari wirausaha yang dibangun sejak jaman kuliah. Seperti usaha mahasiswa Unpad yang sukses dengan jualan pulsa hingga mempunyai berpuluh-puluh counter voucher dan pulsa elektrik. Ada mahasiswa yang sukses dengan usaha bimbingan belajarnya sehingga mempunyai tempat kursus sendiri di kawasan bisnis. Ada juga yang sukses dengan usaha sablon dan percetakan. Juga ada yang sukses dengan usaha software house, warnet/wartel. Ada juga usaha busana, punya cafe, dan lain-lain. Bahkan mereka mendapatkan kebebasan keuangan dengan bisnis yang digelutinya sejak masa kuliah tersebut, tanpa harus pusing melamar pekerjaan pasca kuliah.
Demikian, banyak sekali potensi income tambahan bagi mahasiswa kreatif dan ulet. Di atas hanyalah beberapa tips saja. Apakah anda punya sumber income tambahan lainnya?
Wednesday, September 23, 2009
Monday, September 21, 2009
Krakatau: simbol kegelisahan untuk menemukan kembali jati diri bangsa Indonesia
Sengaja, saya pilih judul seperti di atas dengan memberikan tone yang lebih kuat terhadap penemuan kembali jati diri bangsa. Semua orang Indonesia sudah mahfum, paham bahwa bangsa kita diwarnai dengan sejarah panjang kejayaan, peradaban, dan wibawa sebagai bangsa yang besar dan adil/makmur. Sejak jaman prasejarah yang ditandai dengan adanya temuan-temuan benda-benda prasejarah di berbagai kawasan hingga jaman keemasan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Semuanya menggambarkan ketinggian peradaban dan kemajuan serta sistem nilai sosial yang kuat bangsa Indonesia.
Namun, pasca masuknya penjajah bangsa barat/kulit putih ke tanah nusantara pada abad ke XVI/XVII hingga bangsa Indonesia berhasil mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1945 dan melanjutkannya hingga kini 64 tahun kemudian, negara kita seolah kehilangan jati dirinya yang kuat dan terombang-ambing diantara kemajuan negara-negara tetangga yang dahulu kita anggap kecil. Bangsa ini terlihat gamang, tidak mampu jejak berdiri di tanahnya sendiri, kehilangan pegangan akibat gempuran berbagai masalah internal dan upaya-upaya pihak lain yang ingin mengambil keuntungan dari kondisi linglung bangsa ini.
Indonesia, negara nusantara, yang sangat besar. Besar potensi sumber daya alamnya, besar potensi ekonominya, besar masyarakatnya merupakan mangsa yang empuk bagi pihak-pihak lain yang ingin mendapatkan keuntungan. Tidakkah kita menyadari bahwa kita seolah kehilangan jati diri, siapa kita, mau kemana kita, sistem nilai apa yang sedang kita pegang. Tidakkah kita menyadari bahwa kita seolah bergerak mekanis tanpa makna bekerja, bertarung dengan hidup hanya untuk urusan makan-minum, televisi, bertahan hidup untuk menunggu sampai gaji pada bulan berikutnya. Begitu siklus ini berulang, tanpa kita sedikit terjaga bahwa there is something wrong with this? Bagaimana potensi ekonomi yang sangat besar, budaya yang sangat kaya dan beragam, serta warisan nilai luhur yang turun menurun sudah begitu jauh kita abaikan karena kita terjebak atau sengaja dijebak untuk sibuk berpikir dengan urusan yang sangat dasar yaitu makan dan minum serta dininabobokan dengan segala jargon-jargon budaya entertainmen/refreshing/relaks. Dan akhirnya pihak lainnya lah yang mendapatkan keuntungan dari ketidaksadaran kita terhadap jati diri dan potensi bangsa kita.
Beberapa waktu yang lalu, di sela-sela rutinitas, ada kesempatan untuk melakukan beach camp ke Krakatau. Sebuah gunung berapi yang sangat fenomenal yang pada abad 19 pernah mengguncang dunia dengan letusannya. Hingga kini, masih tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi para pecinta alam dan para petualang. Terletak di sekitar selat Sunda, Krakatau dan Anak Krakatau menawarkan keelokannya. Gelegarnya di tengah malam yang gelap, kala langit hanya diterangi sang bintang, seolah-seolah seperti lidah api sang naga yang menjulur menampakkan kegelisahannya. Anak Krakatau meledak, menggelegar, ditengah keheningan malam yang sepi, yang rutin, ingin menunjukkan eksistensinya. Seolah memberikan inspirasi bagi mereka yang mau memperhatikan. Krakatau menyuruh segera bangkit, bangun cepat, jangan terlelap dalam hampanya rutinitas hidup, dalam sepinya pikiran dan hati, dalam dinginnya kesendirian di antara berjuta hiruk pikuk urusan dunia. Tunjukkan eksistensimu, temukan jati dirimu, bangun harga dirimu, bangun wibawamu, pergilah ke puncak-puncak peradaban dan kemajuan. Mulai dari dirimu, panaskan hatimu, bawa pikiranmu, gelisahlah, teruslah gelisah, jangan diam terpekur saja. Mulai sekarang, dari kamu, kamu seorang, menggelegarlah di tengah keheningan malam. Menyalalah di tengah kegelapan awan. Berteriaklah di tengah deburan ombak. Buatlah dunia menoleh akan kehadiranmu, menyadari bahwa kita ada bangsa Indonesia yang besar, yang berwibawa, yang mempunyai kekuatan untuk eksis di antara kerumunan alam semesta.
Ternyata pekerjaan tukang sampah sangat berat....
Hari ketiga pasca lebaran 2009, tukang sampah belum juga datang. Si mbak yang bantu-bantu di rumah juga masih di kampung. Jadi semua pekerjaan rumah dikeroyok berdua dengan istri yang sedang hamil ditambah ekstrakurikuler menjaga anak pertama yang lagi senang-senangnya mengacak-acak rumah. Well, semuanya sih sebenarnya tidak terlalu merepotkan karena hanya melap-lap rumah, menyiram tanaman, bener-benerin peralatan rumah, sementara nyuci masih ditumpuk saja karena ada si ibu yang bantuin nyuci.
Meskipun cuman bertiga (empat sama shello, begitu mommy-nya memanggil), namun limbah rumah tangga kita sepertinya tidak berkurang dibandingkan hari-hari biasa. Apalagi limbahnya sih kakaknya, puppi, yang baunya minta ampun. Sejak kemarin mommy mau membuang sampah rumah ke tempat kos, tapi aku larang, secara dianya lagi hamil. Jadi pagi ini aku saja yang membuangnya ke kos karena tempat kos lebih luas dan tukang sampah yang ngambilnya lebih rajin dibandingkan dengan yang di rumah.
Setelah sarapan pagi, makan mie rebus rasa soto, segera ambil sarung tangan dan buka tempat sampah. Awalnya sih nyantai saja, wong sampah aja, kan bisa cuci tangan setelahnya. No ill feel sih, abis waktu kecil dulu sering ngorek-ngorek sampah buat nyari cacing buat umpan mancing. Jadi no bother at all lah. Tapi itu dulu kali ya. Begitu buka tempat sampah, dan mulai ambil kantung-kantung sampah yang sudah -diplastikin, aku langsung nekkk. Huekk...huekk, gak ketahan baunya. Aku tahan-tahan seperti di No Fear, tapi rasanya sudah sampai ditenggorokan, tahan-tahan jangan keluar. Hek..hek.. byurr, keluar deh sih mie keriting dari perut. Hah...hah...hah..., baunya ampun deh. Tapi tugas masih jauh dari selesai, setelah muntah, aku kembali ambil beberapa kantung plastik kecil yang berisi sampah-sampah sejak hari Sabtu dan memasukkannya ke dalam kantung plastik besar warna hitam. Gak enak kan kelihatan tetangga nenteng-nenteng sampah liwat depan rumah mereka. Setelah jalan ke kos yang jaraknya gak terlalu jauh, buka pintu gerbang dan taruh deh. Lega deh, sudah mindain masalah ke kos. Maaf ya anak-anak kos, bapak kos mu ini nitip sampah..he..he..he.. ke tempat kalian, lagian kan kalian belum pada balik. No offense ya, tempat kos kan lebih luas dan terbuka selain tukang sampahnya lebih rajin, jadi diperkirakana gangguannya akan minimal kok :).
Balik lagi ke rumah, sampah masih ada. Nanggung deh kalo bongkar-bongkar sampah dan naruh di kantong plastik besar. Sekalian saja bawa sama tempat sampah gedhenya sekalian. Segera ambil folding trolly, tarik deh ke kos. Sekarang cuek sama tetangge-tetangge, yang penting rumah bersih dan tidak bau. Segera buang ke kos, cuci-cuci bak sampahnya, dan keringin beres deh, dan balik lagi ke rumah.
Abis gitu, lapar makan kacang ijo, buat gantiin mie yang keluar tadi. Terus nulis thread tentang sampah ini. Pak tukang sampah, anda sungguh berjasa, really, tanpa anda sungguh sengsara nasib kami secara lahir batin. Tapi apa yang kami lakukan, seenaknya saja buang limbah rumah tangga dan tidak memperhatikan cara-cara pembuangan yang baik. Nyampurin antara limbah organik dan anorganik sehingga sulit untuk diurai. Buang tampon bayi (masyarakat biasanya nyebut pampers) seenaknya saja, mentang-mentang punya duit, gak mau susah, main pake semaunya dan buang semaunya. Padahal itu bau lebih parah dibandingkan sampah lainnya. Anda, para tukang sampah benar-benar, orang-orang patriot. Meskipun sering tidak dilihat orang, bahkan menutup hidung, karena bau barang-barang bawaan anda, padahal dari rumah orang-orang tersebut, anda tetap setia melaksanakan pekerjaan anda dengan baik. Anda jarang datang, dinanti-nanti orang bahkan diomelin kok tidak datang-datang, tapi jika anda sering datang, anda juga diomel-omelin bawa-bawa bau yang ga sedap dan ganggu jalan.
Pak tukang sampah, terima kasih atas kesediaan bapak, menolong kami. Kami akan mulai untuk mengurangi sampah kami, mengolahnya, dan memperlakukan dengan baik sehingga kami tidak menambah beban bapak yang sudah begitu berat.
Meskipun cuman bertiga (empat sama shello, begitu mommy-nya memanggil), namun limbah rumah tangga kita sepertinya tidak berkurang dibandingkan hari-hari biasa. Apalagi limbahnya sih kakaknya, puppi, yang baunya minta ampun. Sejak kemarin mommy mau membuang sampah rumah ke tempat kos, tapi aku larang, secara dianya lagi hamil. Jadi pagi ini aku saja yang membuangnya ke kos karena tempat kos lebih luas dan tukang sampah yang ngambilnya lebih rajin dibandingkan dengan yang di rumah.
Setelah sarapan pagi, makan mie rebus rasa soto, segera ambil sarung tangan dan buka tempat sampah. Awalnya sih nyantai saja, wong sampah aja, kan bisa cuci tangan setelahnya. No ill feel sih, abis waktu kecil dulu sering ngorek-ngorek sampah buat nyari cacing buat umpan mancing. Jadi no bother at all lah. Tapi itu dulu kali ya. Begitu buka tempat sampah, dan mulai ambil kantung-kantung sampah yang sudah -diplastikin, aku langsung nekkk. Huekk...huekk, gak ketahan baunya. Aku tahan-tahan seperti di No Fear, tapi rasanya sudah sampai ditenggorokan, tahan-tahan jangan keluar. Hek..hek.. byurr, keluar deh sih mie keriting dari perut. Hah...hah...hah..., baunya ampun deh. Tapi tugas masih jauh dari selesai, setelah muntah, aku kembali ambil beberapa kantung plastik kecil yang berisi sampah-sampah sejak hari Sabtu dan memasukkannya ke dalam kantung plastik besar warna hitam. Gak enak kan kelihatan tetangga nenteng-nenteng sampah liwat depan rumah mereka. Setelah jalan ke kos yang jaraknya gak terlalu jauh, buka pintu gerbang dan taruh deh. Lega deh, sudah mindain masalah ke kos. Maaf ya anak-anak kos, bapak kos mu ini nitip sampah..he..he..he.. ke tempat kalian, lagian kan kalian belum pada balik. No offense ya, tempat kos kan lebih luas dan terbuka selain tukang sampahnya lebih rajin, jadi diperkirakana gangguannya akan minimal kok :).
Balik lagi ke rumah, sampah masih ada. Nanggung deh kalo bongkar-bongkar sampah dan naruh di kantong plastik besar. Sekalian saja bawa sama tempat sampah gedhenya sekalian. Segera ambil folding trolly, tarik deh ke kos. Sekarang cuek sama tetangge-tetangge, yang penting rumah bersih dan tidak bau. Segera buang ke kos, cuci-cuci bak sampahnya, dan keringin beres deh, dan balik lagi ke rumah.
Abis gitu, lapar makan kacang ijo, buat gantiin mie yang keluar tadi. Terus nulis thread tentang sampah ini. Pak tukang sampah, anda sungguh berjasa, really, tanpa anda sungguh sengsara nasib kami secara lahir batin. Tapi apa yang kami lakukan, seenaknya saja buang limbah rumah tangga dan tidak memperhatikan cara-cara pembuangan yang baik. Nyampurin antara limbah organik dan anorganik sehingga sulit untuk diurai. Buang tampon bayi (masyarakat biasanya nyebut pampers) seenaknya saja, mentang-mentang punya duit, gak mau susah, main pake semaunya dan buang semaunya. Padahal itu bau lebih parah dibandingkan sampah lainnya. Anda, para tukang sampah benar-benar, orang-orang patriot. Meskipun sering tidak dilihat orang, bahkan menutup hidung, karena bau barang-barang bawaan anda, padahal dari rumah orang-orang tersebut, anda tetap setia melaksanakan pekerjaan anda dengan baik. Anda jarang datang, dinanti-nanti orang bahkan diomelin kok tidak datang-datang, tapi jika anda sering datang, anda juga diomel-omelin bawa-bawa bau yang ga sedap dan ganggu jalan.
Pak tukang sampah, terima kasih atas kesediaan bapak, menolong kami. Kami akan mulai untuk mengurangi sampah kami, mengolahnya, dan memperlakukan dengan baik sehingga kami tidak menambah beban bapak yang sudah begitu berat.
Subscribe to:
Posts (Atom)