Wednesday, December 8, 2010

Andai aku bisa mengatakan

Sayang, maafkan aku. Kamu begitu baik dan penuh sayang.
Aku mau menjadi yang baik bagi kamu.

Tuesday, December 7, 2010

Andai aku jadi orang dewasa

Aku tidak akan mudah marah-marah, apapun kondisinya

Monday, December 6, 2010

Andai aku jadi seorang tukang bangunan

1. Aku akan perbaiki sendiri bocor di rumah
2. Aku akan perbaiki bagian-bagian rumah yang rusak
3. Aku akan bangun sendiri rumah

Andai aku punya internet

1. Aku tidak akan nonton film bokep
2. Aku akan nulis yang berguna di blog
3. Aku akan download dan upload sesuatu yang berguna

Wednesday, December 1, 2010

Andai aku jadi seorang suami

Andainya aku jadi seorang suami, maka aku akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan istri dan anak-anakku. Bercengkerama, bercanda, bermain, dan belajar bersama.
Aku tidak ingin tiba-tiba waktuku dengan istri dan anak-anakku habis.
Tiba-tiba saja mereka sudah beranjak dewasa, siap menikah dan hidup bersama keluarganya. Sementara itu, istriku semakin tua atau sibuk dengan cucunya. Sedangkan diriku berkutat dengan pekerjaan, pekerjaan, sampai menunggu waktu pensiun. Dan ketika itu, semuanya sudah tidak ada lagi. Yaitu waktu-waktu membesarkan seorang bayi, anak-anak, remaja. Hanya seorang yang beranjak dewasa yang siap pergi dari rumah. Selain itu, masa-masa istriku yang masih muda, cantik, dan menarik, telah berganti dengan seorang wanita yang sudah memasuki masa tua.
Alangkah ruginya aku, karena kalau masa-masa itu sudah lewat, tidaklah mungkin akan terulang kembali.
Jadi aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak-anak dan istriku.

Tuesday, November 30, 2010

Andai aku jadi pengendara mobil dan motor

Kalau misalnya aku jadi seorang pengendara mobil, maka aku:
1. Akan memberikan jalan kepada pejalan kaki yang akan menyeberang
2. Akan berbagi jalan dan memberikan kesempatan kepada pe-sepeda
3. Tidak akan menyetir terlalu ke kiri sehingga menghalangi jalur sepeda motor
4. Tidak akan membunyikan klakson, cukup sinyal lampu dim
5. Tidak akan memasang lampu yang menyilaukan
6. Akan menyetir pelan-pelan apabila ada genangan air
7. Tidak akan parkir di pinggir bahkan di tengah jalan


Dan kalau aku jadi pengendara sepeda motor, maka aku:
1. Akan memberikan kesempatan jalan bagi pejalan kaki dan pesepeda
2. Tidak akan memotong di depan jalan mobil
3. Tidak akan meng-klakson, cukup sinyal lampu dim
4. Tidak akan menyalakan lampu dim terus-terus
5. Tidak akan menggunakan jalur pejalan kaki atau trotoar
6. Tidak akan melawan arah jalan
7. Tidak akan berhenti melewati lampu merah
8. Tidak akan menerabas lampu merah
9. Tidak akan pake knalpot bising

Sunday, November 28, 2010

Andai aku jadi direktur bank

Kalau aku jadi presdir bank umum aku akan membuat pelayanan nasabah menjadi gampang.
Kalau ada nasabah yang tidak punya kartu ATM mau ambil uang di kantor cabang yang berbeda dengan dimana ia mendaftar, maka akan aku instruksikan teller2 untuk melayaninya dengan full service.
Kalau si-teller, menolak atau membatasi service-nya dengan alasan tidak punya kartu ATM dan bertransaksi di kantor yang berbeda dengan dimana ia mendaftar, maka akan aku beri sanksi berat, karena telah mengecewakan nasabah. Betapapun ia hanya seorang nasabah, tetap ia adalah prime person bagi bagi.

Saturday, October 2, 2010

Serenity in my heart (revisited ketika huja)

Saat-saat ketika hujan sedang turun senantiasa membawa kedamaian dalam hatiku. Sejak dulu, ketika awal-awal jam hidupku di mulai. Bahkan aku masih bisa mengingat dengan jelas saat-saat ketika hujan pada waktu aku masih balita yang ketika itu aku bahkan harus menaiki pintu kecil model dua buka itu melihat keluar.

Benar-benar damai hati ini saat mendengar curah hujan yang mengguyur tanah, jalan, hujan, genteng, dan atap rumah, tanpa putus-putus. Sungguh membuat nyaman. Suara geluduk, jarang-jarang terdengar dan tidak menggelegar dengan buas. Hujan selalu membawa fantasi tersediri bagiku.

Dahulu ketika masih balita dan awal-awal TK, aku biasa membuat kapal-kapalan dari kertas untuk kuhanyutkan di genangan air yang mengalir persis depan rumahku. Waktu itu masih belum ada got di depan rumah di Comal. Senang sekali kalau melihat kapal itu bergerak mengikuti alur air, meski kadang-kadang berhenti karena tersangkut batu atau ranting-ranting. Ketika menginjak SD/SMP, main-main hujan menjadi acara favorit, sambil berendam dalam got yang airnya penuh. Terus dilanjutkan main perosotan di ubin rumah kosong yang dibasahi sama air.

Menginjak SMA, saat hujan adalah saat untuk mencari tambahan uang saku dengan menjadi ojek payung di RS Darmo. Lumayan bisa dapat sepuluh ribu-an kalau beruntung. Bisa untuk makan bakso telur puyuh sore-sore yang enak dan hangat. Bahkan untuk yang ini aku masih bisa mengingat dengan jelas si mas jualan baksonya yang rambutnya agak keriting. Senang sekali kalau pas masih ada gajihnya.

Saat kuliah, waktu hujan masih sama memberikan rasa nyaman di hati yang lelah dan badan yang capai karena banyak hal dan keinginan-keinginan yang macam-macam yang pada waktu itu rasanya sangat jauh untuk digapai. Tapi meskipun demikian, hujan mampu menenangkan dan memberikan rasa menerima apapun yang sudah ada. Aku ingin itu, tapi aku (mencoba) sangat bersyukur atas apa yang ada saat itu.

Hingga kinipun, di tempat yang berbeda, yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya bahwa aku akan di sini, masih saja hujan membawa kedamaian dan rasa menerima apa yang sudah ada, meski banyak kemauan yang seringkali berlompatan di dalam otak ini. Rasanya lelah untuk mengejar kemauan yang kadang sukar untuk dimengerti polanya dan manfaatnya secara hakiki bagiku. Cukuplah sudah. Biar badan ini ringkih, fragile, tapi inilah yang kupunya. Aku akan pergunakan. Aku semakin lelah, capai terombang ambing dalam kemauan-kemauan yang tampaknya enak. Aku semakin tua, langkahku sudah tidak selebar dahulu. Aku ingin mempergunakan yang sudah ada, berjalan di jalan yang ada di peta, dan melakukan yang menjadi kewajiban utama. Sekuler memang sepertinya menyenangkan, tapi sepertinya tidak akan habis. Seperti makan camilan ceker ayam surabaya. Enak, bikin haus dan nambah lagi, tapi ga bisa berhenti.

Monday, September 13, 2010

Memperlakukan kertas bekas yang ada tulisan Alquran

Kertas Berisi Ayat Al Qur’an yang Tidak Terpakai, Hendaknya Dipendam Dalam Tanah Yang Bersih atau Dibakar


ِSebagian orang menuliskan ayat Al-Qur`an atau ucapan bismillahir rahmanir rahim di kartu undangan pernikahan atau yang lainnya. Padahal kartu ini bisa saja dibuang di tempat sampah setelah dibaca, terinjak, atau menjadi mainan anak kecil. Lalu apa nasihat anda dalam hal ini?

Jawab:

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullahu menjawab:

“Si penulis telah melakukan perkara yang disyariatkan yakni menuliskan ucapan tasmiyah (bismillah). Bila ia menyebutkan ayat Al-Qur`an yang sesuai di kartu/surat undangan tersebut maka tidak menjadi masalah. Orang yang menerima kartu/surat undangan tersebut wajib untuk memuliakannya, karena di dalamnya ada ayat-ayat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan dibuang di tempat sampah atau di tempat hina lainnya. Kalau sampai kartu/surat undangan bertuliskan ayat Al-Qur`an itu ia hinakan maka ia berdosa. Adapun si penulisnya tidaklah berdosa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri memerintahkan sahabatnya untuk menuliskan ‘Bismillahir rahmanir rahim’ pada surat-surat yang beliau kirimkan. Dan terkadang beliau memerintahkan untuk menulis beberapa ayat Al-Qur`an dalam surat tersebut.

Dengan demikian, orang yang menulis hendaklah menuliskan bismillah sesuai dengan yang disyariatkan, dan ia menyebutkan beberapa ayat berikut hadits-hadits ketika dibutuhkan. Sedangkan orang yang menghinakan tulisan tersebut atau surat tersebut, ia berdosa. Semestinya ia menjaganya, atau bila ingin membuangnya (karena sudah tidak terpakai) hendaknya ia bakar atau dipendam. Bila dibuang begitu saja di tempat sampah, menjadi mainan anak-anak, menjadi pembungkus barang atau yang semisalnya, ini tidaklah diperbolehkan.

Sebagian orang menjadikan surat kabar dan lembaran (yang di dalamnya ada ucapan basmalah atau ayat-ayat Al-Qur`an) sebagai alas untuk makanan atau pembungkus barang yang dibawa ke rumah. Semua ini tidak diperbolehkan karena ada unsur penghinaan terhadap surat kabar/majalah/lembaran tersebut sementara di dalamnya tertulis ayat-ayat Al-Qur`an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semestinya lembaran tersebut disimpan di perpustakaannya, atau di tempat mana saja, dibakar atau dipendam di tempat yang baik. Demikian pula mushaf Al-Qur`an bila telah sobek tidak bisa lagi digunakan, maka mushaf tersebut dipendam di tanah yang bersih atau dibakar, sebagaimana dahulu ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu membakar mushaf-mushaf yang tidak lagi diperlukan.

Kebanyakan manusia tidak memerhatikan perkara ini, sehingga harus diberi peringatan. Sekali lagi untuk diingat, lembaran dan surat-surat (yang ada ayat Al-Qur`an) yang tidak lagi dibutuhkan, hendaknya dipendam dalam tanah yang bersih atau dibakar. Tidak boleh digunakan sebagai pembungkus barang atau yang lainnya, dijadikan alas makan, atau dibuang di tempat sampah. Semuanya ini merupakan kemungkaran yang harus dicegah.

Apakah boleh disobek-sobek? Maka jawabannya, kalau cuma disobek dikhawatirkan masih tertinggal nama Allah atau nama Ar-Rahman atau nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain, ataupun tertinggal beberapa potong ayat yang tidak ikut tersobek.

Apakah boleh debu bekas pembakarannya dibiarkan saja diterbangkan oleh angin? Jawabannya, hal itu tidaklah menjadi masalah. Wallahul musta’an.” (Fatawa Nurun ‘ala Darb, hal. 389-391)

Sumber: http://qurandansunnah.wordpress.com yang mengutip dari: http://www.Asysyariah.com, Penulis : Tim Sakinah, Fatawa Al-Mar`ah Al-Muslimah oleh: Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Judul asli: Kertas Bertuliskan Ayat Al-Qur`an

Thursday, September 9, 2010

Jalan panjang

Gundah hatiku membayangkan apakah aku dapat menggapai cita-citaku? Rasanya aku takut, tidak percaya diri. Sepertinya cita-cita itu jauh sekali, nyaris tidak kelihatan.

Tapi mengapa hati ini begitu bergelora, menggebu-gebu ingin merasakan bagaimana nikmatnya mencapai cita-cita itu. Hmm, puasnya.. seandainya aku bisa sampai di sana, memegangnya, menciuminya.

Bagaimana ya jalan menuju ke sana, enak dilalui atau terjal dan penuh onak dan duri, penuh suka cita atau penuh tangis, peluh? Apa aku bisa melaluinya ya, kalau jalan ke sana itu penuh dengan halang rintang yang harus dibayar dengan keringat dan pengorbanan?

Aku ga tahu... dan aku ga peduli... Aku cuma ingin ke sana, mengikuti kata hatiku. Aku sudah terbiasa, dahulu kala, ketika masih muda sekali, melalui sebagian dari jalan-jalan itu ketika meraih cita-citaku ketika itu. Dan aku ga merasa berkorban apa-apa meskipun kalau dilihat dari titik sekarang aku bertanya "kok bisa ya?"
Jadi, ga ada ruginya aku lalui lagi jalanan yang serupa itu untuk meraih cita-citaku sekarang.

Sekali lagi, aku ga peduli akan nyampai di sana atau enggak. Walaupun dalam hati aku, jujur, takut kalau tidak sampai. Yang pasti, aku akan sangat menyesal kalau aku bahkan tidak berani untuk mencoba melaluinya.

Hal yang perlu aku lakukan hanyalah fokus menjalaninya, membayangkannya setiap saat, sehingga aku dapat menggunakan seluruh sumber dayaku, waktuku, perhatianku, energiku untuk pergi ke sana. Lainnya... ga ada yang penting...

Quo Vadis Ramadhan 2010

Di penghujung puasa Ramadhan tahun 2010 ini, hujan cukup besar ikut mengiringi penutupan puasa tahun ini. Semoga ini membawa kejernihan dengan membasuh amalan-amalan selama berpuasa yang kurang sempurna. Pembersih, penyuci, dan penyejuk bagi jiwa dan hati orang-orang yang mencoba mencari makna dari puasa.

Berharap juga, pengalaman berpuasa kali ini mampu membawa perbaikan dalam hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan pasca Ramadhan ini berakhir. Quo vadis Ramadhan 2010.

Besok, insya allah, datang hari raya Idul Fitri. Kita batalkan puasa, kita datangi lapangan dan masjid-masjid untuk melaksanakan sholat Id. Selanjutnya bersalam-salaman seraya saling mendoakan semoga amalan kita selama bulan Ramadhan diterima oleh Allah Swt serta saling bermaaf-maafan dengan keluarga, saudara, teman dan para tetangga.

Selamat datang Idul Fitri 1 syawal 1431 hijriah, selamat datang Lebaran 10 September 2010. Senang rasanya menantikan saat-saat bersama keluarga besar kembali.

Saturday, August 28, 2010

Setrika kosku rusak

Aduh, setrikaan kos rusak. Kabelnya keluar percikan api dan bau terbakar kalau ditancepkan ke listrik. Bisa dibetulin ga ya? Beli baru sayang, abis masih lumayan baru, 3 tahunan...

Saturday, July 10, 2010

Roda sang waktu

Entah sudah berapa kali aku mengucapkan "Waduh, sudah tanggal 11 padahal deadline-nya tanggal 21. Mana draftnya belum jadi lagi." Atau " Wah ga terasa bulan depan sudah mau puasa lagi, padahal kayaknya baru kemarin lebaran..."

Mungkin anda juga mengalami hal yang sama seperti saya rasakan, waktu itu kok cepat sekali berlalu. Kita sepertinya belum ngapa-ngapain, eh sudah berganti minggu, bulan, atau tahun. Kondisi itu seringkali menyebabkan penyesalan yang tiada berguna.

Seringkali juga kita berjanji untuk memperbaikinya dengan berkomitmen untuk menggunakan waktu sebaik mungkin, tapi janji tinggal janji. Sekali (lagi), waktu berjalan dan kita masih belum menghasilkan apa-apa. Kalaupun menghasilkan sesuatu, pasti tidak maksimal dengan alasan kita baru melakukannya in the last minutes. Seandainya sejak awal-awal, pasti hasilnya lebih bagus. But, really???

Pengalaman saya, seringkali berkomitmen membagi load kerja/tugas di awal sehingga tidak terburu-buru di akhir, namun tetap saja ga bisa. Selalu mengerjakannya in the last minutes.

Sudah lebih dari 5 buku dan banyak artikel pendek tentang manajemen waktu yang kubaca, namun kebiasan membagi tugas di awal seringkali gagal. Paling-paling hanya bertahan satu-dua-tiga minggu saja, selanjutnya numpuk di belakang.

Pernah baca juga sih, katanya itu adalah style. Ada orang yang baru keluar ide-ide kreatif dan moodnya kalau dalam keadaan tertekan yaitu ketika sudah menjelang deadline. Semua tenaga dan pikiran kayaknya menjadi fokus dan akselerasinya sangat cepat. Tapi ya itu, seringkali ga teliti. Setelah itu ya menyesal, kenapa ga dulu-dulu dicicil sedikit demi sedikit biar ada waktu check and recheck.

Duhai, ada yang bisa membantu bagaimana caranya supaya lebih konsisten mengikuti roda sang waktu. Tidak seperti roller coster yang kadang waktu itu begitu lambat ketika akan naik ke atas, namun sangat cepat ketika turun ke bawah...

Monday, May 10, 2010

Rasa Malu

Rasa malu dalam konteks akhlak merupakan pendorong kepada kebaikan dan pemaling dari keburukan serta menjauhkannya. Orang yang pemalu mencegah dirinya dari berbuat keburukan atau berkata buruk, menjaga dari cela dan dosa cemoohan. Sehingga dapat dikatakan bahwa malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan dan seluruhnya adalah kebaikan.

Monday, April 12, 2010

Les Privat

Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran sekolah dengan baik, kami menawarkan jasa bimbingan belajar privat (les privat)untuk siswa SMP dan SMU untuk mata pelajaran:

1. Matematika
2. Fisika
3. Kimia
4. Bahasa Inggris
5. Ekonomi

Tentor merupakan mahasiswa dan sarjana dari universitas negeri
Lama pertemuan 1,5 jam setiap pertemuan
Biaya Rp75.000 per sesi
Kontak: sms 0813 845 30778

Jaminan mutu!




source: http://ganesan1989.blogspot.com/2009/04/cartoons-about-life-at-moment.html

Saturday, January 2, 2010

Masih ada kesempatan.....

Satu lagi tahun meninggalkan diriku. Satu sisi senang karena diberi kesempatan menggunakan waktu lebih lama, tapi satu sisi sedih karena waktu yang digunakan tersebut tidak optimal. Semestinya lebih banyak hal yang luar biasa yang dapat aku lakukan, dengan waktu segitu itu 24 jam sehari 30 hari sebulan 12 bulan setahun. Dia, mereka, sama juga mendapatkan waktu selama itu. Tidak kurang, pun tidak lebih. Salahku memilih untuk menggunakan waktu untuk kegiatan yang membuaikan, melalaikan, bahkan menjerumuskan yang tidak memberikan manfaat apa-apa yang sesungguhnya bagi diriku. Padahal, sekali lagi waktu yang ada ya segitu-gitu, sama buat semua orang. Ibaratnya masing-masing orang sudah dapat sebuah gelas yang sama persis ukurannya, katakanlah satu liter dan mereka semua mau ga mau harus mengisinya. Tapi disinilah bedanya, yaitu saat mengisinya. Ada yang bijak dan cerdas, mereka mengisi dengan isi yang baik seperti madu, susu, jus, dll yang menyehatkan, memberikan kekuatan, dan memberikan kebahagian. Di lain sisi, ada pula yang mengisinya dengan minuman alkohol, air mentah, bahkan air yang tercemar limbah! Akibatnya mereka mabuk, terbuai, sakit perut, bahkan keracunan.

Tetapi Maha Terpujilah Tuhan Yang Maha Penyayang. Beliau masih memberikan kesempatan kepada kita semua. Sekali lagi, entah setelah berapa kali sekali lagi, memberikan gelas lainnya untuk kita gunakan. Sungguh, benar-benar Yang Maha Pemurah. Beliau tidak pilih-pilih, semua diberi. Baik yang bijak dan cerdas yang mempergunakan gelasnya untuk mengambil yang baik-baik, maupun yang lalai dan tersesat yang mempergunakan gelasnya untuk mengambil sesuatu yang memabukkan, mengandung racun. Beliau masih berkenan memberikan kesempatan sekali lagi. Beliau masih mempercayai kita untuk memanfaatkan gelas yang diberikan-Nya.

Akankah kita masih lalai dan mengabaikan kepercayaan yang diberikan oleh-Nya dengan sangat tulus, tanpa melihat apapun yang sudah kita lakukan. Beliau masih menaruh harapan kepada kita untuk berubah dan mengisi gelas kita dengan minuman-minuman yang sehat dan menguatkan. Bukan untuk Beliau. Beliau sama sekali tidak perlu minuman-minuman yang akan kita isi dalam gelas kita. Beliau adalah yang mempunyai sifat-sifat Maha. Minuman yang akan kita isi dalam gelas kita sendiri adalah untuk bekal perjalanan kita sendiri, baik perjalanan yang panjang di dunia maupun perjalanan yang sangat panjang di akhirat. Jangan sampai kita kehausan, kelelahan tidak bertenaga dikarenakan bekal dalam gelas yang selama ini kita kumpulkan tidak mencukupi atau bahkan justru meracuni kita. Sehingga kita tidak akan pernah sampai ke tempat tujuan.

Tahun ini, 2010, sudah berjalan tiga hari. Itu berarti gelas yang sudah dipergunakan sekitar 0,8% dan kalau dibulatkan sekitar 1%. Jadi sisanya tinggal 99%! Padahal tahun baru seolah-olah baru terjadi kemarin, tapi gelas kita sudah tidak full lagi, sudah terisi 1%. Tapi minuman apa yang sudah diisikan? Minuman yang menguatkankah atau justru yang meracuni?

Dalam perjalanan kita mengisi gelas-gelas kita, Tuhan YM Pemurah telah membekali petunjuk-petunjuk untuk mencari minuman yang menguatkan itu. Tidak cuma petunjuk namun juga alat pendeteksinya, yaitu badan, akal, dan hati. Gunakan itu semua dengan baik, jangan terlena oleh fatamorgana yang menggoda, naik itu menyesatkan dan membuat diri menjadi lemah karena membelokan perjalanan semakin jauh dari tempat tujuan. Padahal kita semua sedang berjalan dalam gurun yang panas. Jadi semakin seseorang tersesat jauh akibat tergoda oleh fatamorgana dunia, maka dirinya akan semakin lelah, kepanasan, dan akan mungkin mati karena mengejar fatamorgana itu.

Jaga keteguhanmu, tetaplah disiplin menjalani perjalanan panjang menuju ke tempat tujuan tersebut. Tidak ada yang tahu seberapa jauh tempat tujuan tersebut. Tapi jika kita dapat membekali diri dengan minuman yang menguatkan dan menyegarkan maka kita akan ringan dan ikhlas, meskipun berjalan menuju tempat tujuan di tengah gurun panas adalah perjalanan yang sangat berat. Semoga kita semua dapat mempergunakan gelas tahun 2010 yang sudah tersisa 99% ini dengan bijaksana dan selamat sampai ke tempat tujuan.

Jakarta, 3 Januari 2010