(Bisnis Indonesia, 27 Juni 2008)
- Pertumbuhan ekonomi 2009 pada kisaran 6%-6,4% (sebelumnya 6,2%-6,4%).
- Laju inflasi sebesar 5,8% - 6,5%. Sejumlah faktor yang memengaruhi tekanan inflasi 2009 antara lain masih tingginya harga minyak, beberapa komoditas pangan, serta pemilihan umum 2009.
- Nilai tukar rupiah pada kisaran Rp9.000-Rp9.200/USD.
- Tingkat bunga SBI 3 bulan 7,5% - 8,5%.
- Produksi minyak (lifting) diperkirakan 927.000-950.000 barel per hari.
- Produksi gas alam 1,25 miliar Mmbtu, LPG ditargetkan 592.520 Mton, dan batu bara sebesar 230 juta ton.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan ketahanan RAPBN 2009 dapat terjaga selama harga rata-rata minyak Indonesia tidak melampaui US$130 per barel sepanjang tahun. "Cadangan risiko fiskal hanya meng-cover sampai dengan harga ICP rata-rata US$130 per barel dalam setahun," ujar dia.
Besaran defisit tahun depan disepakati pada kisaran 1,5%- 2% PDB.Defisit 2009 sengaja ditetapkan lebih kecil dibandingkan dengan defisit tahun ini 2,1% PDB untuk menciptakan situasi pasar yang kondusif. Dengan begitu, defisit akan dapat dibiayai melalui surat berharga negara.
Pada 2009, pemerintah akan menerbitkan SBN sebesar Rp94,3 triliun dengan asumsi total SBN yang jatuh tempo Rp40 triliun.
Sementara itu, Meneg PPN/ Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengungkapkan total pinjaman luar negeri yang harus dibayar pemerintah pada tahun depan mencapai Rp80 triliun.
Menurut dia, jumlah total pinjaman yang harus dilunasi pada 2009, ditambah dengan utang? dalam negeri dalam bentuk surat utang negara, setara dengan 10% jumlah belanja pemerintah.