Tuesday, June 3, 2008

Meningkatkan kemampuan menulis dengan baik: pendahuluan

Ketrampilan Menulis


Seringkali seseorang merasa kesulitan ketika akan memulai pekerjaan yang terkait dengan tulis menulis. Mereka merasakan ketakutan saat menghadapi kertas kosong, papan tulis yang bersih atau komputer yang kosong karena tidak tahu harus menulis apa. Meskipun mungkin dirinya tahu apa yang ingin dikatakannya atau dituliskan, namun mereka seringkali kesulitan dan merasa takut jika nanti yang ditulis tidak sesuai dengan yang diharapkan atau kelihatan bodoh karena tulisannya

Seri tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan panduan bagi mereka yang ingin belajar lebih banyak mengenai bagaimana proses menulis dan bagaimana menjadi seorang penulis yang baik. Seri tulisan ini akan berisi mengenai dasar-dasar penulisan, seperti: punktuasi, pemilihan kata, struktur, dan pengorganisasian kalimat.

Sebelum memulai suatu tulisan, seseorang seharusnya berpikir bahwa menulis adalah suatu proses. Pertama kali seseorang menulis draft, tidak masalah apakah draft tersebut salah atau kelihatan bodoh bagi dirinya karena ia dapat merubah draft tersebut sesering ia mau. Seseorang dapat menambah dan mengurangi draft tersebut hingga ia merasa benar-benar puas atau ia harus berpindah ke tulisan lainnya. Jika telah selesai, ia dapat menunjukkan draft tersebut kepada teman atau keluarganya dan meminta respon mereka sebelum mempublikasikannya kepada umum.

Jangan menekan diri sendiri dengan berpikir bahwa dirinya harus menulis draft awal yang sempurna. Tidak ada seseorangpun yang dapat menulis memo, laporan, atau surat tanpa melakukan perubahan atau revisi meskipun sedikit. Meskipun ia adalah seorang profesional, ia masih tetap harus melakukan revisi terhadap tulisannya. Sebagai contoh, Ernest Hemingway seorang penulis barat yang terkenal, ia harus merevisi novelnya yang terkenal, A Farewell to Arms, hingga 39 kali sebelum ia merasa puas. Orang mungkin enggan merevisi berkali-kali seperti Hemingway, namun meskipun dirinya hanya menulis dua atau tiga draft, bisa dipastikan bahwa orang lain juga melakukan hal yang sama.

Menulis merupakan suatu pekerjaan yang sangat positif. Dibandingkan dengan berbicara, menulis mempunyai paling tidak tiga keuntungan:

  1. Dalam menulis, kita dapat menarik kembali tulisan jika perlu direvisi. Berbeda dengan berbicara, seseorang tidak dapat menarik kata-kata yang telah diucapkannya. Ketika seseorang membuat suatu pernyataan secara verbal (berbicara), maka hal tersebut akan mempengaruhi pendengarnya dan ia tidak dapat menarik kembali omongan tersebut atau mengulang kembali apabila ada pernyataan yang terlupakan. Namun, jika seseorang menulis suatu pernyataan dan setelah memeriksanya kembali, ia menemukan bahwa isi pernyataan tersebut kelihatannya offensif atau tidak benar, maka ia dapat merevisinya kembali sebelum memberikannya kepada orang yang dimaksud. Sehingga, menulis merupakan cara yang penuh dengan pemikiran dalam melakukan komunikasi.
  2. Menulis mendorong seseorang untuk menyampaikan pikiran-pikirannya dengan jelas. Jika seseorang mempunyai masalah dengan menulis, hal itu biasanya karena ia tidak menyelesaikan tulisan tersebut sesuai dengan hal yang dipikirkan. Kadang-kadang, hanya dengan duduk dan menulis apapun yang terlintas di pikiran membantu seseorang untuk menemukan dan mengorganisasikan apa yang sedang dipikirkannya.
  3. Menulis adalah permanen atau selamanya. Ide-ide yang diungkapkan melalui tulisan mempunyai bobot yang lebih besar dibandingkan dengan ide-ide yang disampaikan melalui kata-kata. Sebagai tambahan, seseorang dapat mereview dan mengkaitkannya kembali dengan bentuk asli ide tersebut dengan pas. Ide-ide yang disampaikan dengan kata-kata biasanya tidak secara akurat dapat diingat oleh orang lain.

Menulis tidak lebih dari sekedar pekerjaan meletakkan pikiran dalam kertas—tepatnya pemikiran yang terorganisir. Banyak orang protektif terhadap pikiran-pikirannya, sehingga mereka cenderung untuk menyimpan sendiri pikiran-pikiran tersebut dalam kepalanya. Banyak ide-ide besar dan hasil-hasil pengamatan yang penting hilang begitu saja karena yang bersangkutan tidak pernah mewujudkannya dalam bentuk tulisan. Tulisan ini merupakan upaya untuk membantu orang-orang yang ingin dapat menulis dengan baik agar dapat mengekspresikan ide-idenya dengan baik dan jelas, serta benar secara tata bahasa.

Hal yang perlu dicamkan bahwa tulisan ini hanya sekedar panduan saja, yang belum tentu dapat memberikan pencerahan. Namun paling tidak dapat dijadikan referensi dalam menenggelamkan diri kita dalam proses menulis dengan jelas secara ide dan benar secara struktur bahasa. Latihan merupakan syarat mutlak untuk dapat menjadi seorang penulis yang baik. Jadi jangan tunggu lagi, baca seri tulisan ini dan langsung berlatihlah dan hanyutkanlah diri anda dalam proses menulis. Bersiaplah menjadi seorang penulis yang handal. Semoga berhasil.

2 comments: