Sunday, June 1, 2008

Meningkatkan Kemampuan Membaca Komprehensif


Oleh: Ari

Kemampuan membaca secara komprehensif sangat berguna dalam berbagai hal. Misalnya di sekolah, kampus, tempat kerja, bahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kemampuan ini, seseorang akan mampu secara efektif memahami bacaan-bacaan mulai dari yang sederhana seperti berita di koran hingga bacaan yang kompleks seperti opini/paper atau jurnal. Selain itu, seseorang akan selalu dapat berpikir secara kritis karena dirinya menguasai bahan bacaannya dengan baik. Hal ini akan sangat memberikan manfaat bagi dirinya.

Hal yang paling penting untuk dapat menguasai teknik membaca komprehensif adalah dengan menjadi pembaca yang aktif. Dengan menjadi pembaca yang aktif maka seseorang akan mampu terlibat dan hanyut dalam suatu bacaan, baik secara mental maupun fisik. Secara umum, pembaca aktif melakukan tiga hal berikut:
1. Membaca sekilas tiap-tiap halaman secara cepat dan kembali lagi ke depan
2. Menandai teks-teks yang penting
3. Melakukan observasi yang lebih mendalam terhadap teks-teks tertentu terkait dengan makna dan tingkat pentingnya suatu paragraf
Selanjutnya, tiga hal yang dilakukan oleh pembaca aktif tersebut akan diuraikan secara lebih lengkap dalam paragraf berikut.

Membaca sekilas dan kembali lagi ke depan

Membaca sekilas hingga keseluruhan buku memungkinkan kita untuk mengetahui apa yang ada selanjutnya dibagian belakang suatu bacaan. Perhatikan jumlah halaman yang akan dibaca. Selain itu, perhatikan juga bagaimana tulisan tersebut dibagi-bagi dalam paragrafnya, apa topik utamanya, dan bagaimana urutan penulisannya. Hal yang tidak kalah penting adalah memperhatikan secara seksama kata-kata dan ide-ide tulisan yang diberi tanda cetak tebal, buletan, kotak, atau bahkan diberi warna yang berbeda. Dengan membaca sekilas berarti seseorang telah menyiapkan dirinya untuk membaca komprehensif secara baik. Hal ini seperti menguasai terlebih dahulu medan perlombaan Formula 1. Jika seseorang telah mengetahui lebih dahulu seperti apa medannya, maka ia akan mudah mengatur kecepatannya dan mempersiapkan dirinya akan apa yang akan ditemuinya di depan.

Setelah selesai melakukan pembacaan sekilas maka kembalilah lagi ke depan. Pahami dengan baik ringkasan dan poin-poin penting serta informasi yang ditandai dalam teks. Pelajari semua informasi-informasi yang ditandai, baik yang berasal dari pengarang maupun yang kita pilih sendiri. Sehingga dengan cara ini—mengulang membaca kembali dari depan—berarti seseorang semakin memperkuat ide-ide dan informasi penting yang telah dibaca ke dalam pikirannya. Seseorang seolah-olah diingatkan kembali bagaimana masing-masing ide dalam suatu tulisan saling berkaitan dan melengkapi. Jika tahapan dimana seseorang telah mampu menghubungkan keterkaitan antar ide dalam suatu tulisan, maka kemungkinan besar seseorang akan mengingat dengan baik ide-ide tersebut.

Menandai Teks

Dengan menandai suatu teks maka seseorang telah melakukan hubungan fisik secara langsung antara dirinya dengan kalimat-kalimat yang sedang dibacanya. Hal ini akan membantu seseorang memberikan perhatian yang lebih terhadap kata-kata yang sedang dibacanya dan akan meningkatkan tingkat pemahamannya. Tiga strategi yang dapat diterapkan untuk menandai suatu teks secara efektif antara lain:
1. Menandai atau menggarisbawahi kata-kata kunci atau ide-ide tulisan
2. Melingkari dan mencari definisi suatu kata atau frase yang belum dipahami
3. Mencatat responnya, baik berupa tanggapan maupun pertanyaan terhadap suatu kalimat, pada sisi kosong dari tulisan

1. Menandai suatu ide penting
Dalam memberikan tanda pada suatu tulisan, hendaknya dipilih bagian yang benar-benar penting dari teks tersebut. Seseorang tidak dapat menandai atau menggarisbawahi semuanya. Ia harus mampu membedakan antara fakta dan ide yang paling penting (major ideas) serta fakta dan ide yang membantu/mendukung namun tidak terlalu penting (minor ideas). Kita hanya ingin menandai ide-ide yang paling penting/major idea dan bukan minor idea. Sehingga kita tidak terjebak dengan suatu teks yang penuh dengan warna-warni ataupun garis bawah.

Dengan menandai suatu teks maka seseorang akan memperoleh banyak manfaat pada saat mereview suatu bacaan, lebih-lebih ketika mengulang kembali maka ia akan lebih cepat ingat terhadap ide-ide yang paling penting. Selain itu, dengan cara menandai suatu teks maka seseorang akan lebih ingat dengan jelas terhadap apa yang telah dibacanya.

2. Melingkari kata-kata asing
Melingkari dan mencari tahu kata-kata asing adalah salah satu kebiasaan yang harus dikembangkan. Jika mungkin, jangan duduk membaca tanpa membawa kamus. Adalah hal yang biasa bahwasannya arti dari seluruh kalimat bergantung pada satu kata atau frase, dan jika seseorang tidak mengetahi artinya dari suatu frase/kata, maka ia tidak akan memahami suatu kalimat. Selain itu, kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk secara cepat dan terus menerus menambah perbendaharaan katanya, dan ia menjadi seorang pembaca yang penuh percaya diri sekaligus seorang pembicara yang handal karena menguasai banyak kata baru.

Jika seseorang tidak mempunyai/membawa kamus, maka sebaiknya ia mencoba sebisanya menentukan arti dari suatu kata dari konteksnya—yakni, kata-kata dan ide-ide yang melingkupinya. Selanjutnya segeralah mencari tahu apa arti kata tersebut agar lebih yakin apa arti sebenarnya.

3. Membuat catatan pinggir
Dengan mencatat pertanyaan-pertanyaan dan reaksi pada pinggir paragraf berarti merubah seseorang dari pembaca yang pasif menjadi pembaca yang aktif seperti sebuah dialog. Namun, jika seseorang membaca buku dari perpustakaan hendaknya ia mencatatkan responnya didalam buku catatannya. Seseorang akan lebih banyak mendapatkan ide dan informasi yang dibacanya jika ia membuat suatu dialog dengan penulis. Beberapa contoh reaksi yang dapat dituliskan dalam pinggir buku yaitu:
1. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul ketika membaca. Mungkin pertanyaan tersebut dapat dijawab kemudian setelah membaca teks hingga selesai, namun ketika itu seseorang kemungkinan sudah lupa. Dan jika seseorang tidak menemukan jawabannya, mungkin ia dapat mendiskusikannya dengan teman atau gurunya.
2. Persetujuan atau tidak setuju dengan pendapat pengarang seringkali muncul ketika seseorang membaca secara aktif. Segera tulis di pinggir buku, seperti “Hal tersebut tidak selalu benar” atau “Kebijakan ini terlihat mungkin bagi saya”.
3. Hubungan yang diperoleh seseorang dapat dituliskan antara teks dengan sesuatu yang dibaca sebelumnya atau antara teks dengan pengalaman pribadi.
4. Melakukan evaluasi adalah cara untuk memastikan pengarang tetap jujur. Misalnya apakah pengarang sudah memberikan bukti yang cukup terhadap perkataannya, atau mungkin ada sesuatu yang salah dengan buktinya.

Melakukan Observasi

Pembaca yang baik memahami bahwa seorang penulis menggunakan macam-macam strategi untuk mengekspresikan idenya. Meskipun seseorang hanya mengetahui sedikit mengenai strategi tersebut, ia dapat melakukan observasi mengenai apa yang dibacanya dimana hal tersebut akan membantu untuk memahami dan mengingat dengan lebih baik ide-ide penulis. Seseorang dapat mengamati pemilihan kata seorang pengarang; struktur kalimat dan paragrafnya; serta pengulangan kata dan ide; serta detail-detail penting mengenai seseorang, tempat, dan sesuatu; dan lain sebagainya.

Langkah melakukan observasi penting karena hal tersebut yang akan menuntun seseorang untuk melakukan logical inferences apa yang dibacanya. Inferensi adalah konklusi yang diambil berdasarkan alasan, fakta, atau bukti. Seseorang secara konstan membuat inferensi berdasarkan pengamatannya, meskipun pada saat dia tidak sedang membaca. Sebagai contoh, jika seseorang melihat bahwa langit gelap, berawan tebal, maka ia akan menyimpulkan bahwa akan turun hujan; atau jika seseorang melihat rekan kerjanya mempunyai setumpuk buku tentang berkebun di mejanya, ia mungkin akan menyimpulkan bahwa dia suka berkebun.

Jika seseorang salah menyimpulkan apa yang dibacanya, seringkali hal tersebut dikarenakan ia tidak memperhatikan dengan cermat bacaannya. Akibatnya, ia mendasarkan kesimpulannya pada ide dan pengalamannya sendiri, yang sebenarnya tidak tertulis pada teks yang dibacanya. Ia akan cenderung memaksakan idenya sendiri pada sang pengarang daripada mendengarkan apa yang telah dikatakan oleh sang pengarang dan selanjutnya ia akan membentuk idenya. Hal ini penting, bahwa seseorang seharusnya benar-benar memperhatikan apa yang dikatakan oleh seorang penulis dan bagaimana si penulis tersebut menyampaikan hal tersebut.

Sumber: Reading Comprehension, Learning Express, 2002.

1 comment:

  1. Terima kasih mas, sangat memberikan inspirasi. Terus menulis ya tips-tips lainnya.

    ReplyDelete