02/09/2008 11:26
INILAH.COM, Jakarta - Pemerintah berharap Bank Indonesia bisa mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level sekarang yakni 9%. Pasalnya, BI masih harus mengawal tren pelunakan laju inflasi ke depan.
"Pelunakan gejolak inflasi masih perlu dipastikan kecenderungannya mendatang sehingga belum perlu disikapi dengan kebijakan suku bunga," tandas Direktur Perencanaan Makro Bappenas, Bambang Prijambodo, Selasa (2/9), di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (1/9), mengumumkan inflasi Agustus sebesar 0,51% dengan inflasi year on year sebesar 11,85%. Berdasarkan fakta itu, BI tidak perlu menindaklanjuti dengan merevisi BI Rate yang kini dipanteng di 9%.
Sementara itu, Head Research Recapital Resources Poltak Hotradero, mengatakan BI masih memiliki kesempatan untuk menaikkan BI Rate pada Oktober mendatang. Apalagi, inflasi di bulan September yang diperkirakan bakal melambung tinggi karena pelaksanaan puasa dan menjelang lebaran. "Apalagi BI berencana menambah uang beredar atau M1 pada bulan ini," katanya.
Sedangkan inflasi Oktober diperkirakan bakal rendah mengingat tekanan inflasi pasca lebaran akan relatif lebih jinak mengingat kegiatan ekonomi yang masih minim.
Meski demikian, Tingginya pertumbuhan kredit perbankan hingga hampir 35% pada pertengahan Agustus lalu akan membuat BI berpikir keras tentang kebijakan suku bunga mereka.
"Kalau tidak menaikkan BI rate, ya terpaksa menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM)," jelasnya.[L5]
Tuesday, September 2, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment