Wednesday, July 2, 2008

Menunda itu


Seringkali akan melakukan suatu pekerjaan--termasuk belajar--yang kurang menyenangkan, kita mencari-cari alasan untuk menundanya sembari menyelingi dengan pekerjaan yang tidak relevan. Entah itu dengan alasan pemanasan dahulu atau mendatangkan mood dulu. Misalnya baca koran dulu untuk meng-update informasi, menonton breaking news TV, ngobrol sebentar karena seharian sudah bekerja, lihat-lihat pekerjaan lainnya yang bisa disambi. Dan tanpa sadar, waktu yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak relevan dengan pekerjaan utama begitu besar dan jika itu sudah malam, sudah terlanjur larut malam dimana kantuk sudah menyerang.

Akhirnya, baru saja mulai beberapa baris atau alinea, mata sudah riyep-riyep mengantuk dan konsentrasi sudah benar-benar buyar. Selanjutnya cari udara dulu, entah nonton TV sebentar, ngopi atau makan indomie di warung seberang kos. Tidak terasa sejam lebih dan ternyata pekerjaan utama masih juga belum disentuh. Sementara jam malam mulai beranjak ke 1/3 malam terakhir, jam setengah empat.

Baru dijam ini, mulai datang mood untuk tenggelam dalam pekerjaan. Namun, pikiran dibayang-bayangi waktu yang semakin sempit. Hanya sekitar dua setengah jam dari deadline jam enam. Belum lagi dipotong subuhan, mandi, persiapan, dan sarapan. Makin meningkat rasa panik itu.

Akhirnya, jam enam datang. Kamar berantakan, buku berserakan, tayangan belum rapi dan tidak ada waktu untuk check dan re-check. Rasanya mau minta satu hari saja untuk menyelesaikan pekerjaan itu, tapi no-way man, your chance has been given. Berangkatlah ke tujuan, dengan hasil kerja semalaman yang benar-benar berantakan.

Ternyata, beruntung sekali. Presentasi ditunda hingga besok. Lega sekali, ada waktu satu hari satu malam untuk menyelesaikan pekerjaan membuat bahan presentasi yang mengesankan dan sempurna.

Berhubung tadi malam sudah begadang, istirahat sebentar dulu ah setelah pulang dari kampus. Nonton TV, baca koran, ngecek internet dulu ah, updating informasi. Ah, sudah ngantuk, tidur sebentar nanti jam dua malam bangun buat ngerjain. Lumaya empat jam rasanya sudah cukup.

Bangunlah jam dua malam, setelah alarm hp berbunyi. Tapi, mata sulit sekali dibuka seperti lengket. Padahal hati sudah menyuruh bangun...bangun....bangun, selesaikan tuh kerjaan. Lima menit lagi ah, capek banget nih. Tidur lagi, setengah jam bangun lagi. Ah masih jam setengah tiga, bentar lagi ah.

Tiba-tiba sudah jam enam pagi. Waduh gimana nih... benar-benar panik. Ya udah ah, emang gimana lagi, ngatuk banget, daripada dipaksain terus sakit.

Sampai di kantor presentasi di depan kelas. Banyak komentar, namun dalam hati sayang sekali seandainya dulu dipaksa mengerjakan ini dan tidak menunda-nunda dengan melakukan sesuatu untuk istirahat kayak nonton TV, ngobrol, baca koran, baca lainnya, telpon, dll pasti hasilnya akan jauh lebih sempurna.

Memang menunda itu........ maling waktu. Sudah kemalingan banyak nih, rugi aku.

Jakarta, Mid 2008

No comments:

Post a Comment