Penulis : Bisnis Indonesia
Tanggal :
Tuesday, 8/19/2008
Keyword :
JAKARTA: PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk mengucurkan fasilitas kredit sebesar Rp1 triliun kepada perusahaan tambak PT Dipasena sebagai bentuk pembiayaan modal kerja dan investasi jangka menengah.
Direktur Bisnis Umum BRI Sudaryanto Sudargo mengatakan fasilitas kredit bilateral tersebut ditandatangani bulan lalu dan saat ini sudah mulai proses pencairan dana.
"Itu kan sudah ditandatangani bulan lalu, sehingga saat ini sudah mulai pencairan tahap pertama. Namun, saya lupa berapa nilai pencairan tahap pertama itu," ujarnya kepada Bisnis di Jakarta, pekan lalu.
Menurut dia, fasilitas kredit berjangka menengah tersebut secara tidak langsung diperuntukkan bagi petani plasma tambak karena sebagian besar digunakan untuk modal kerja.
Dia menjelaskan kredit tersebut sebagian besar akan digunakan untuk revitalisasi tambak milik petani plasma. Namun, Sudaryanto belum bisa memastikan berapa luas lahan petani tambak yang direvitalisasi. "Ada ribuan hektar."
Tahun lalu, PT Central Proteinaprima Tbk (CP Prima) telah membeli aktiva tetap milik Grup Dipasena senilai Rp1,7 triliun. Aset itu berasal dari PT Dipasena Citra Darmaja, PT Wachyuni Mandira, PT Birulaut Khatulistiwa, PT Bestari Indoprima, PT Triwindu Grahamanunggal, dan PT Mesuji Pratama Lines.
Pembelian saham 100% itu melalui konsorsium Neptune, CP Prima terlibat di dalamnya, dengan nilai jual Rp688,12 miliar, sedangkan Dipasena adalah perusahaan tambak warisan dari obligor BLBI Sjamsul Nursalim.
Dipasena diserahkan kepada BPPN sebagai penyelesaian kewajiban pemegang saham (PKPS) yang mencapai Rp28 triliun dan perusahaan itu sendiri ditetapkan senilai Rp19,9 triliun.
Perusahaan kakap
Dalam kesempatan itu, Sudaryanto menyampaikan pihaknya juga tengah memproses permintaan kredit dari sejumlah perusahaan perkebunan dan sektor lainnya, di antaranya dari perusahaan perkebunan kelapa sawit, seperti PT Matahari Kahuripan Indonesia (Makin Group).
Namun, dia mengklaim belum mengetahui secara pasti nilai kredit Makin Group."Ada beberapa perkebunan masih dalam proses. Belum ditandatangani dan kebanyakan perusahaan menengah, seperti Makin Group," paparnya.
Beberapa waktu lalu, Sudaryanto mengungkapkan sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit tengah mengincar kredit inti plasma BRI. Bank pelat merah itu menyediakan plafon kredit sebesar Rp3 triliun untuk sektor tersebut.
Sejumlah perusahaan papan atas yang tengah mengincar kredit BRI di antaranya Sinarmas Group, Bakrie Plantation, dan Sampoerna Agro.
Realisasi kredit sejumlah perusahaan kakap itu, menurut Sudaryanto, belum menunjukkan perkembangan baru. "Mereka itu rata-rata baru menjajaki. Jadi, belum ada progresnya. Namun, kami memang tetap membatasi untuk kredit korporasi ini."
Bank yang identik dengan kredit usaha kecil itu pada semester pertama tahun ini membukukan kredit korporasi sebesar Rp24,46 triliun atau sekitar 17,99% dari total kredit Rp135,9 triliun. Pertumbuhan kredit korporasi sejak 2004-2008, merupakan yang tertinggi kedua setelah kelas medium, yakni 35,4%.
Paruh pertama tahun ini, margin bunga bersih BRI? turun menjadi 10,42% dari periode sebelumnya 11,11%. Namun, bank pelat merah itu membukukan peningkatan laba 19,5% menjadi Rp2,82 triliun. (11) (redaksi@bisnis.co.id)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment