Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Sejarah mencatat bahwa mahasiswa merupakan elemen yang tak terpisahkan dari perjalanan peradaban sebuah bangsa baik terkait dengan idealisme, kepeloporan, pemikiran kritis, konsistensi semangat perubahan, dan pergerakannya.
Tidak terkecuali Indonesia. Kemerdekaan bangsa Indonesia atas kolonialisme yang telah berlangsung hampir 4 abad lamanya, merupakan buah dari kerja keras para tokoh muda yang lahir dari komunitas kampus. Bung Karno, Bung Hatta, HOS Cokroaminoto, dll, adalah motor penggerak rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaannya.
Gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Dalam perjalanannya dari masa ke masa, bangsa ini telah mengenal beberapa dekade perjuangan mahasiswa.
B. Pergerakan tahun 1966
Pergerakan mahasiswa ditandai dengan pembentukan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1966 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan (PTIP) Mayjen dr. Syarief Thayeb, yakni HMI,PMII,Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sekretariat Bersama Organisasi-organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila (Mapancas), dan Ikatan Pers Mahasiswa (IPMI). Tujuan pendiriannya, terutama agar para aktivis mahasiswa dalam melancarkan perlawanan terhadap PKI menjadi lebih terkoordinasi dan memiliki kepemimpinan. Munculnya KAMI diikuti berbagai aksi lainnya, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), dan lain-lain.
Pada tahun ini, pemuda dan mahasiswa Indonesia banyak terlibat dalam perjuangan yang ikut mendirikan "Orde Baru" . Gerakan ini dikenal dengan istilah Angkatan '66, yang menjadi awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, sementara sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka yang kemudian berada pada lingkar kekuasaan Orde Baru, di antaranya Akbar Tanjung, Cosmas Batubara, Sofyan Wanandi, Yusuf Wanandi, dll. Angkatan '66 mengangkat isu Komunis sebagai bahaya laten negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang ditukangi oleh PKI(Partai Komunis Indonesia). Setelah Orde Lama berakhir, aktivis Angkatan '66 pun mendapat hadiah yaitu dengan banyak yang duduk di kursi DPR/MPR serta diangkat dalam kabibet pemerintahan Orde Baru. Di masa ini ada salah satu tokoh yang sangat idealis, yang sampai sekarang menjadi panutan bagi mahasiswa-mahasiswa yang idealis setelah masanya,dia adalah seorang aktivis yang tidak peduli mau dimusuhi atau didekati yang penting pandangan idealisnya tercurahkan untuk bangsa ini,dia adealah Soe Hok Gie.
C. Pergerakan tahun 1998
Gerakan 1998 menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Berbagai tindakan represif yang menewaskan aktivis mahasiswa dilakukan pemerintah untuk meredam gerakan ini di antaranya: Peristiwa Cimanggis, Peristiwa Gejayan, Tragedi_Trisakti, Tragedi Semanggi I, Tragedi Lampung. Gerakan ini terus berlanjut hingga pemilu 1999.
Gerakan mahasiswa Indonesia 1998 adalah puncak gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan yang ditandai tumbangnya Orde Baru dengan lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, pada tanggal 21 Mei 1998. Berbagai kesatuan aksi diberbagai daerah muncul untuk menentang rezim Suharto.
Di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo, Bali, Malang, Surabaya, Medan, Aceh, dan lain-lain lahir puluhan kesatuan aksi yang konsisten menentang kebijakan dan keberadaan rezim Suharto. Gerakan yang menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi dan nepotisme) pada 1997-1998 ini, harus berhadapan dengan berbagai tindakan represif yang menewaskan 4 aktivis mahasiswa Trisakti. Peristiwa Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II , Tragedi Lampung adalah bukti lainnya upaya represif Suharto untuk meredam gerakan ini.
Setelah bergulirnya reformasi pada tahun 1998, pergerakan mahasiswa dihadapkan pada pluralitas gerakan yang sangat tinggi. Mahasiswa pada saat ini memiliki garis perjuangan dan agenda yang berbeda dengan mahasiswa lainnya.
D. Pergerakan tahun 2008
Pergerakan mahasiswa di tahun 2008 ditandai dengan dinamika yang jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Masa ini ditandai dengan tantangan yang kompleks, baik dari sisi internal maupun eksternal. Selain itu, munculnya berbagai macam kepentingan mahasiswa ikut mewarnai dinamika sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia.
Periode 10 tahun pasca reformasi 1998 ternyata kondisi bangsa Indonesia masih saja stagnan rakyat miskin masih ada dimana-mana, harga bahan pokok semakin melambung naik, kesehatan semakin tidak diperhatikan dengan banyaknya pemilik askeskin yang tidak diterima oleh rumah sakit, penyakit bermacam-macam muncul, kualitas pendidikan nasional semakin menurun padahal biaya pendidikan semakin mahal, dan masih banyak hal lain yang jika disebutkan dalam tulisan ini tidak akan muat. Mahasiswa yang notabenenya adalah agen perubah sudah sepatutnya melakukan perubahan untuk kemajuan bangsa dengan hal yang konstruktif dan solutif untuk mengatasi semua permasalahan bangsa tersebut.
Menyikapi hal tersebut BEM Seluruh Indonesia ( BEM SI ) mengadakan Konfrensi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang telah dilaksanakan pada 21-23 Maret 2008 di Depok. Masalah yang dibahas oleh BEM SI adalah masalah yang terfokus pada permasalahan mendasar, mendesak untuk segera diselesaikan sebagai wujud penyelesain masalah bangsa. Reformasi ternyata masih belum selesai, kondisi bangsa ini belum berubah atau mungkin malah semakin terpuruk. Untuk itu BEM SI atas nama rakyat Indonesia manyampaikan Tujuh Gugatan Rakyat (TUGU RAKYAT) agar dengan segera dipenuhi oleh pemerintah :
E. Penutup
Peran dan fungsi mahasiswa harus kembali dipertegas. Sejarah pergerakan mahasiswa yang mewarnai perjalanan bangsa Indonesia harus terus mampu mengawasi dan mengontrol reformasi secara utuh dalam segala bentuknya sesuai dengan zaman yang berlaku saat itu, yakni saat 1966, 1998 atau 2008. Mahasiswa harus tetap memiliki idealisme untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia, setidaknya di daerahnya. Mahasiswa tetap dikenal masyarakat sebagai agent of change. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan berbuat terus-menerus sesuai dengan gelar yang melekat pada dirinya. Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, serta mengambil peran untuk melakukan banyak perubahan yang terbaik untuk menyuarakan masalah-masalah pendidikan, pengangguran, ekonomi, kesenjangan sosial, moralitas dan korupsi.
F. Referensi
http://rhisy.blogsome.com/2006/08/22/periodesasi-gerakan-mahasiswa/
http://rhisy.blogsome.com/2006/08/22/periodesasi-gerakan-mahasiswa/
http://bem.fmipa.ugm.ac.id/?p=25
No comments:
Post a Comment