Tuesday, August 19, 2008

Inflasi Tinggi, BI Rate Tidak akan Lampaui 10%

Penulis : MedanBisnis
Tanggal :
Tuesday, 8/19/2008
Keyword :
Meski inflasi diperkirakan bisa menembus dua digit tahun ini, namun tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) diminta tidak melebihi level 10%. Sebab akan mempengaruhi kondisi ekonomi makro Indonesia.
“Meskipun inflasi diperkirakan bisa lebih dari 12%, BI Rate sebaiknya jangan melewati 10%, karena akan berpengaruh signifikan pada kondisi ekonomi makro,” ujar pengamat ekonomi, Farial Anwar saat dihubungi detikFinance, Sabtu (16/8).Menurut Farial, ada pendapat yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga bank sentral tidak boleh lebih rendah dari tingkat inflasi. Namun Farial menjelaskan hal tersebut bisa dilakukan dalam kondisi tertentu.“AS contohnya, tingkat inflasinya sudah mencapai 5%, tapi suku bunganya masih di level 2%. Jadi tidak ada masalah suku bunga lebih rendah dari inflasi,” jelas Farial.Menurut Farial, BI pun sudah memiliki kebijakan tidak akan menaikkan tingkat suku bunganya lebih dari 10%, meskipun inflasi diperkirakan bertahan di atas 10%, bahkan mencapai 12%.“Hasil diskusi kami dengan BI, mereka juga berpendapat BI Rate tidak akan melebihi 10%, karena dampaknya akan signifikan bagi perbankan yang kemudian mempengaruhi sektor riil. BI yang baru saja menaikkan BI Rate ke 9% bertujuan untuk memberi peringatan pada pasar bahwa ekonomi sudah mulai tidak stabil,” ujarnya.Mengenai asumsi pemerintah dalam APBN 2009 yang menargetkan SBI 3 bulan di level 8,5%, Farial menilai angka tersebut cukup realistis dengan catatan penurunan harga-harga komoditas berlangsung hingga akhir 2009.“Posisi BI Rate sangat dipengaruhi oleh tingkat inflasi dan harga-harga komoditas, terutama minyak. Jika penurunan harga komoditas bertahan, maka inflasi akan menurun. Seandainya kondisi ini terjadi maka BI Rate akan dapat kembali ke posisi 8-8,5%,” tutur Farial.Namun ada satu hal yang harus dicermati, yaitu aksi spekulan. Menurut Farial, penurunan harga komoditas belakangan ini terutama disebabkan peralihan spekulan dari komoditas ke dolar AS. “Hal inilah yang mendorong penguatan dolar AS terhadap semua mata uang dunia, meskipun kondisi ekonomi riil AS masih terguncang,” ujar Farial.Hal inilah yang harus dicermati. Sebab tidak bisa diperkirakan apakah permainan spekulan di dolar AS akan berlangsung lama. Jika bertahan maka harga komoditas akan berada di level seperti sekarang. “Dan itu bisa membuat inflasi menurun,” jelas Farial.

No comments:

Post a Comment