[Jawa Pos, Rabu, 20 Agustus 2008 ]
JAKARTA - Gejolak pasar finansial masih sangat mengkhawatirkan. Pada perdagangan kemarin (19/8), lantai bursa kembali melemah. Bahkan, menyentuh level terendah sejak perdagangan awal tahun ini.
Kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) berada dalam teritori merah, melemah 2,05 persen (42,65 poin). Indeks ditutup pada level 2.042,49. Nilai transaksinya di bawah rata-rata harian yaitu Rp 2,9 triliun. Padahal, rerata transaksi harian di bursa sepanjang 2008 menyentuh angka Rp 5,29 triliun.
Kepala Riset Kresna Sekuritas Adrian Rusmana mengatakan, anjloknya harga sejumlah komoditas menjadi faktor yang cukup signifikan dalam memelorotkan indeks. "Kondisi bursa global juga masih belum menunjukkan tanda-tanda kebangkitan," ujar Adrian kemarin (19/8). Terbukti, saham sejumlah emiten berbasis komoditas mengalami koreksi dan menjadi top losser.
Melorotnya saham-saham komoditas, sambung dia, secara psikologis berpengaruh ke saham-saham lain. Sehingga, nyaris semua sektor mengalami penurunan. "Fenomena itu disebabkan kontribusi saham-saham di sektor komoditas terhadap pergerakan indeks masih sangat besar, melebihi sektor-sektor lainnya," terangnya.
Dia menilai, investor lebih memilih melakukan aksi jual. Namun, bukan hanya saham di sektor komoditas yang tertekan aksi jual. "Saham-saham di perbankan, bahkan industri makanan dasar, juga tertekan oleh aksi jual," tuturnya.
Dalam jangka pendek, kata dia, indeks akan lebih banyak bergerak sideways. "Saham-saham di sektor infrastruktur akan menjadi pilihan. Investor akan melepas saham-saham di sektor komoditas," katanya.
Namun, peluang rebound bukannya tidak ada, meski sangat terbatas. "Dalam beberapa waktu, indeks akan bergerak mendatar, bahkan cenderung terus menurun.
"Secara terpisah, pengamat pasar modal Ikhsan Binarto mengatakan, indeks melemah tajam masih dipicu oleh saham perkebunan dan pertambangan. "Melemahnya harga minyak menjadi katalis penurunan indeks karena ekspektasi harga komoditas bakal turun," katanya.
Hal tersebut, sambung dia, membuat saham-saham di kedua sektor tersebut tertekan aksi jual. "Ekspektasi penurunan harga komoditas memicu panic selling dua sektor tersebut," terangnya.
Di tengah tekanan hebat, jelas dia, indeks berpeluang mengalami teknikal rebound ?dengan arah pergerakan hingga 2.080. "Historikal indeks mencoba menembus level lebih tinggi dengan level 1.863 sebagai bottom line-nya," terangnya.(eri/fan)
Tuesday, August 19, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment