Friday, October 17, 2008

Asuransi atau tabungan pendidikan??

Dear Mom n Dad,..

Bingung banget rasanya buat nentuin mana yg lebih baik antara Asuransi Pendidikan atau Tabungan Pendidikan dari banyak choice yg ditawarkan.. Apalagi kalo lihat mahalnya biaya sekolah sekarang, apalagi nanti ya? Anakku Raya Bagaskara 3th, udah dr begitu lahir ikut asuransi pendidikannya Jiwasraya sampe skrg, tp pas adiknya lahir rasanya pengen cari yg lebih baik dr kakaknya, malah belum kesampaian sampai akhirnya Dewa Satria, adiknya Raya berumur 15bulan. Abis takut salah pilih, soalnya waktu milih Asuransi Jiwasraya kayaknya kok asal comot aja, pdhl kalo diitung2 lg..kok mahal bngt preminya n kayaknya kurang sebandinga aja dg hasil akhirnya nanti. Pengennya preminya 100-200rb an perbulan, tp nanti hasil akhirnya gede..mungkin gak ya?? Pengennya di Bank Pemerintah yg gak usah khawatir likuidasi tp panennya segede bank-bank ato asuransi swasta.. Mungkin Moms n Dads ada yg bisa sharing.. terimakasih banyak buat infonya..



Salam,

Amy, Bundanya Raya n Dewa.

Respon

Sebenarnya ini juga merupakan pertanyaan yg sama yg pernah timbul di pikiran saya waktu itu. Lalu sejak saya menggunakan jasa Financial Planning, pola pikir saya berubah. Jika berbicara angka saja karena numbers dont lie. Kriteria memilih asuransi itu yg penting sesuai dengan kebutuhan kita, bukan hanya asal punya asuransi. kita harus tahu fitur n benefit yg ditawarkan. Beli HP aja kita cari tahu kan fiturnya apa saja, bisa kamera gak dll. Sebagai contoh jika mau beli asuransi jiwa, yg penting UP-nya harus sesuai dgn yg dibutuhkan. Misal biaya hidup/bulan Rp 5 juta. Jika sang suami berusia 35 tahun, maka perlu dicover sampai 20 thn (sampai usia 55thn saat pensiun). Berarti jumlah UP yg harus dicover asuransi = 5 jt x 12 bln x 20 thn = 1.2 Milyar. Artinya UP asuransi jiwa yg dimiliki harus min. 1,2 Milyar. Coba cek lagi polisnya apakah sudah sesuai atau belum.

Begitu juga kalau kita bicara asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan. Dari pengalaman yg ada, biasanya nilai tunai yg akan cair pada saat anak kita mau sekolah tidak akan cukup karena baik asuransi maupun tabungan pendidikan tidak menghitung secara spesifik kebutuhan biaya pendidikan pada saat dibutuhkan (inflasi 15-20% per tahunnya).

Sebagai ilustrasi, terlampir biaya pendidikan sbb :

Playgroup (Biaya saat ini : Rp 2.250.000. Biaya 3 tahun lagi Rp 3.888.000)

TK (biaya saat ini Rp 4.500.000, Biaya 4 tahun lagi Rp 9.331.200)

SD (Biaya saat ini Rp 12.000.000, Biaya 6 thn lagi Rp 35.831.808)

SMP (biaya saat ini Rp 15.750.000, biaya 12 thn lagi Rp 140.428.582)

SMA (biaya saat ini Rp 15.750.000, biaya 15 thn lagi RP 242 jt)

S1 (biaya saat ini Rp 80 jt, biaya 18 thn lagi Rp 990 jt)

Coba dilihat lagi polis asuransi pendidikannya apakah sudah bisa mengcover biaya pendidikan yg sesungguhnya pada saat anak kita sekolah. Ini realita yg harus dihadapi.

Dengan reksadana, kita bisa membuat perencanaan keuangan lebih terarah, dan biaya per bulannya tidak mahal serta sudah disesuaikan dengan tujuan finansial kita.

Dengan asuransi pendidikan atau tabungan pendidikan juga bukannya tidak ada resiko, ada resikonya yaitu resiko kekuranganbiaya/nombok pada saat anak sekolah nanti.

Semoga bisa menjadi masukan.

Albert

==================================================================================

No comments:

Post a Comment