Friday, October 17, 2008

CAR Tawarkan Kemudahan Merancang Program Pendidikan Anak

PERAN pendidikan ke depan semakin penting. Namun tingginya biaya sering kali menjadi kendala, terutama bagi orang tua yang ingin memberikan pendidikan terbaik bagi anak.
Pada 1990-an, orang tua paling-paling hanya perlu menyiapkan dana sekitar Rp1 juta untuk memasukkan anak ke sebuah perguruan tinggi. Sekarang, mereka harus menyediakan dana mulai dari Rp40 juta sampai Rp60 juta untuk membayar uang pangkal.
Jumlah tersebut baru untuk satu orang anak. Bayangkan bila setiap keluarga punya lebih dari satu anak. Dana pendidikan yang harus disiapkan tentu akan lebih besar lagi.
Berlatar belakang pentingnya menyiapkan pendidikan yang terbaik bagi anak itulah, perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya (CAR) ramai-ramai meluncurkan berbagai produk asuransi pendidikan, baik yang konvensional maupun syariah.
"Asuransi pendidikan penting karena kita punya anak yang perlu disekolahkan. Sekolah itu jangka panjang. Masalahnya, apakah kita sebagai orang tua tetap hidup sampai dia tamat. Lantas, bagaimana kalau kita hidup, tetapi tidak bisa menabung? Karena itu, menjadi peserta asuransi pendidikan bisa menjadi alternatif," ujar Kepala Divisi Individu PT Asuransi Jiwa Central Asia Raya Faustinus Wirasadi kepada Media Indonesia di Jakarta, pekan lalu.
Saat ini, CAR menyediakan dua produk asuransi pendidikan, yaitu Asuransi Beasiswa Ananda dan Fathanah. Asuransi Beasiswa Ananda adalah produk asuransi pendidikan yang mengusung konsep konvensional. Fathanah merupakan produk asuransi pendidikan berkonsep syariah. Beda asuransi syariah dan konvensional terletak pada pengelolaan dana untuk pertanggungan risiko.
"Asuransi pendidikan syariah mengusung konsep antiriba. Asuransi pendidikan konvensional memakai sistem bunga. Kalau konvensional, nasabah dikenai premi dan diberi bunga. Di syariah, tabungan dikelola dan nasabah diberi imbal hasil berupa hasil investasi," papar Faustinus.
Bisa begitu karena asuransi pendidikan konvensional memungkinkan nasabah memindahkan risiko kepada perusahaan asuransi. Sementara itu, asuransi pendidikan syariah tidak mengenal istilah pemindahan risiko. Jadi, nasabah tidak diberi bunga yang besarnya tetap, tetapi diberi hasil investasi yang nilainya berubah-ubah bergantung pada besarnya keuntungan yang diperoleh.
Sebagai contoh, simulasi pembayaran premi untuk asuransi beasiswa pendidikan Ananda. Biaya pendidikan Rp300 juta untuk 22 tahun ke depan. Dengan uang pertanggungan sebesar Rp100.000.000, pembayaran premi per tahun akan mencapai Rp26.497.000 dan premi dibayar dalam waktu lima tahun.
Asuransi beasiswa pendidikan Fathanah dengan dana kebajikan asuransi pokok Rp100.000.000 dan pembayaran iuran peserta Rp28.000.000 per tahun memungkinkan nasabah mendapatkan dana beasiswa sekitar Rp362.983.202 dalam waktu 22 tahun ke depan.
Asumsi waktu pertanggungan selama 22 tahun itu mengacu pada jenjang pendidikan yang dibutuhkan anak sejak ia duduk di bangku taman kanak-kanak (TK) sampai sarjana S-2.
Melalui berbagai produk asuransi pendidikan ini, orang tua dapat merancang pendidikan program pendidikan anak untuk waktu 22 tahun ke depan.
Melihat besarnya manfaat yang bisa diperoleh, animo masyarakat terhadap asuransi beasiswa pendidikan ini terus meningkat. Pertumbuhan jumlah nasabah CAR, misalnya, berkisar dari 15%-20% per tahun. Pertumbuhan jumlah premi mencapai 30%-40% per tahun.(Noy/S-1)

(mediaindonesia.com)

No comments:

Post a Comment