Selain mememperhatikan usia, dalam memilih susu formula yang tepat juga perlu diperhatikan apakah bayi Anda bermasalah atau tidak. Tentunya, apa saja kandungan gizi pada susu formula tersebut perlu Anda ketahui.
Memilih susu formula untuk bayi, tampaknya tak semudah yang dibayangkan. Apalagi sekarang begitu banyak produk susu formula yang ditawarkan, dari yang biasa sampai berlabel mengandung zat gizi tambahan yang penting untuk bayi.
Sayangnya, kebanyakan dari kita tak paham dengan istilah-istilah zat gizi yang terdapat dalam susu formula tersebut. Itulah mengapa, banyak ibu yang akhirnya jadi bingung, harus memilih susu formula seperti apa yang tepat untuk sang buah hati tercinta.
Nah, agar Ibu dan Bapak tak salah pilih, mari kita simak bahasan ahlinya berikut ini.
SESUAIKAN USIA
"Tentunya yang pertama-tama harus diperhatikan adalah usia si bayi," kata Mohamad Harli. Sebagaimana diketahui, susu formula dibagi dalam 2 golongan usia, yaitu untuk bayi usia 0-6 bulan yang umumnya disebut susu formula awal dan untuk bayi usia 6-12 bulan atau susu formula lanjutan. "Perbedaan ini disebabkan pencernaan bayi usia 6 bulan ke bawah belum sempurna". Lain hal dengan bayi usia 6 bulan ke atas, "umumnya sudah mulai lebih baik." Bukankah bayi usia ini juga sudah mulai diberi makanan tambahan? Jadi, kandungan gizi dalam susu formulanya pun disesuaikan kemampuan pencernaan bayi usia ini.
Disamping itu, lanjut Harli, "kebutuhan zat gizi untuk bayi usia 6 bulan ke bawah tak sama dengan bayi usia di atas 6 bulan," terangnya. Perbedaan paling jelas terdapat pada kalori. "Untuk bayi usia di bawah 6 bulan, kalori yang dibutuhkan per harinya sebesar 560 Kkl. Sedangkan bayi usia di atas 6 bulan membutuhkan 800 Kkl per harinya." Soalnya, energi bayi usia 6 bulan ke atas sudah lebih banyak karena pertumbuhan usia dan berat badannya bertambah. Jadi, kalori yang dibutuhkan juga lebih banyak.
Dalam bahasa lain, kandungan gizi pada susu formula, baik yang awal atau lanjutan, selalu disesuaikan dengan usia dan kemampuan pencernaan bayi, serta kebutuhan gizi setiap pertambahan usianya. Bahkan, juga dengan berat dan tinggi badan bayi. Tentunya, yang dijadikan patokan adalah ukuran untuk bayi normal.
ADA 3 JENIS
Susu formula juga dibedakan berdasarkan tingkat alergi bayi terhadap susu. Dalam kaitan ini, ada 3 jenis susu formula, yaitu susu formula biasa, susu kedelai dan susu elemental.
Jika bayi Ibu-Bapak dapat menerima susu formula dengan merek apa saja yang sesuai usianya, berarti ia tak alergi. Jadi, ia bisa mengkonsumsi susu formula biasa yang terbuat dari susu sapi dan sudah difortifikasi (ditambah) dengan bermacam-macam zat gizi.
Lain hal jika bayi Ibu-Bapak tak cocok mengkonsumsi susu formula biasa, biasanya dokter akan menganjurkan agar si bayi diberi susu yang terbuat dari kacang kedelai. Pasalnya, terang Harli, "bayi-bayi ini memiliki pencernaan yang sangat peka terhadap lemak dalam susu sapi."
Tapi jika bayi Ibu-Bapak bermasalah dengan susu sapi maupun susu kedelai, maka alternatif lainnya adalah susu elemental atau susu formula hidrolisa kasein. "Susu elemental merupakan susu formula yang kandungan lemaknya diperkecil namun zat gizi lainnya diperbanyak," terang Sarjana Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga dari IPB ini lebih lanjut.
Nah, untuk mengetahui bayi Ibu-Bapak bermasalah atau tidak dengan susu formula biasa, menurut Harli, tak sulit, kok. Antara lain, bayi senang mengkonsuminya dan enggak mencret atau sering menangis karena sakit perut. "Kalau enggak cocok, biasanya bayi tak mau mengkonsumsinya dan setelah dicoba beberapa kali akan timbul masalah seperti mencret-mencret," tuturnya.
MENDEKATI ASI
Mengenai kandungan gizi susu formula, tentunya yang terbaik adalah mendekati ASI. "Susu formula itu, kan, disebut juga sebagai susu pengganti ASI," ujar Harli. Tapi jangan salah, lanjutnya, bukan berarti susu formula lantas bisa disamakan dengan ASI. "Bagaimanapun, tak ada susu formula yang bisa menyamai ASI," tandasnya. Jadi, Bu, ASI tetap merupakan makanan yang paling baik untuk bayi karena semua zat gizi yang dibutuhkan terkandung di dalamnya.
Sekalipun susu formula tersebut mengandung tambahan zat gizi tertentu, misalnya, DHA, menurut Harli, tetap tak bisa menyamai ASI. "Asam lemak esensial seperti DHA maupun asam linoleat atau Omega-6 hanya sebagai tambahan saja karena sebenarnya, tanpa ditambah DHA dan Omega-6 pun, zat gizi sudah terpenuhi," terangnya. Jadi, jangan "termakan" oleh iklan, ya, Bu.
Dengan kata lain, semua zat gizi yang terdapat pada semua jenis susu formula sudah memenuhi standar kecukupan gizi yang diperlukan bayi. Takaran masing-masing zat gizi pun sudah mendekati kandungan zat gizi ASI. "Jadi, tak ada yang harus lebih diutamakan," tandasnya. Justru kalau mengutamakan salah satu, misalnya, protein atau lemak saja,akan menganggu keseimbangan zat gizi lainnya.
Bagaimana, Bu-Pak? Apakah masih bingung untuk menentukan susu formula yang tepat bagi sang buah hati? Tentunya, supaya lebih aman ada baiknya bila Ibu-Bapak lebih dulu berkonsultasi pada dokter atau ahli gizi anak. Terlebih lagi jika bayi Ibu-Bapak memiliki alergi pada jenis susu tertentu.
KOMPONEN ZAT GIZI YANG PERLU DIPERHATIKAN
Ada sejumlah komponen zat gizi yang perlu Ibu-Bapak perhatikan sebelum membeli sebuah produk susu formula. Sebagaimana dituturkan Harli, di bawah ini adalah komponen zat gizi yang dimaksud.
.
1. Energi
Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi atau tenaga.
2. Protein
Zat gizi ini diperlukan untuk berbagai proses pertumbuhan. Asam amino adalah unsur yang menyusun protein, sedangkan asam amino ensensial merupakan unsur asam amino yang harus dipasok dari luar karena tubuh tak bisa mengolahnya.
3. Lemak
Merupakan sumber energi dan penghasil asam lemak yang diperlukan untuk proses biokimia dalam sel. Dalam susu formula bila ada asam lemak esensial linolenat (Omega-3) dan linoleat (Omega-6) lebih baik karena diperlukan untuk mensuplai kebutuhan pertumbuhan sel-sel otak.
4. Vitamin dan Mineral
Berfungsi sebagai zat pengatur berbagai proses biokimia yang berlangsung dalam setiap sel dan jaringan tubuh.
Vitamin-vitamin yang harus diperhatikan ialah:
* Vitamin B-komplek, terdiri dari:
B1 (tiamin), berfungsi untuk membantu pengolahan energi. Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan penyakit beri-beri.
B2 (riboflavin), berfungsi dalam proses pengolahan energi dari protein dan mensuplai nukleotida (unsur yang diperlukan dalam beberapa proses sel-sel tubuh). Kekurangan vitamin ini bisa membuat kulit bersisik, timbul koreng-koreng di sekitar mulut, hidung dan gangguan kulit lainnya.
B5 (asam pantotenat), berperan membatu proses pengolahan energi. Kekurangan asam pantotenat ditandai pusing kepala, sulit tidur (insomnia), kejang-kejang dan mual-mual.
B6 (pyridoksin), berfungsi dalam proses perubahan protein menjadi asam amino dan neurotransmitter (senyawa yang diperlukan sel-sel otak). Kekurangan vitamin ini mengakibatkan nafsu makan berkurang, kehilangan berat badan, muntah-muntah, dan diare, serta anemia.
B12 (sianokobalamin), antara lain membantu proses pengolahan sel-sel darah merah. Kekurangan viamin ini dapat menyebabkan anemia (kurang darah).
Niasin (nikotinamida), berfungsi untuk proses pengolahan energi menurunkan kadar kolesterol darah. Kekurangan niasin akan menimbulkan penyakit kulit yang disebut pellagra dan dermatitis, diare dan dimensia (gangguan daya ingat).
Asam folat (folic acid), berfungsi mencegah anemia megaloblastik (sel darah membesar tapi rawan pecah atau rusak). Tanda kekurangannya adalah hilang nafsu makan, berat badan turun, pelupa bahkan bisa pingsan.
Biotin, berfungsi membantu pembentukan asam lemak, asam amino, dan purin. Kekurangan biotin bisa berakibat dermatitis, kulit gatal, rambut mudah rontok.
* Vitamin C, membantu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan sebagai penawar racun atau antioksidan. Kekurangan vitamin C menyebabkan mulut mudah sariawan dan badan mudah sakit-sakitan.
* Vitamin A, berfungsi mengatur pertumbuhan tulang dan gigi serta penglihatan. Kurang vitamin A berakibat menggangu pertumbuhan tulang, penglihatan dan kecerdasan. Di Indonesia masih terdapat masalah kurang vitamin A pada balita. Makanya, setiap bulan Februari dan Agustus dijadikan bulan pemberian Vitamin A kepada selurih balita di posyandu.
* Vitamin D, berfungsi membantu proses pertumbuhan tulang. Kurang vitamin D akan mengganggu pertumbuhan tulang. Namun tak perlu khawatir karena vitamin D juga dapat diperoleh dengan berjemur pada waktu pagi sebelum pukul 09.00.
* Vitamin E, diperlukan dalam sistem pertahanan tubuh untuk melindungi sel-sel dari serangan senyawa beracun dan proses reproduksi. Kurang vitamin E bisa mengakibatkan kulit cepat keriput atau menua dan terganggunya sel-sel reproduksi.
* Vitamin K, diperlukan dalam pembekuan darah dan pembentukan tulang. Kurang vitamin K berakibat tulang cepat rapuh dan kalau luka darah lebih lama membeku.
Sedangkan mineral-mineral yang perlu diperhatikan ialah:
* Kalsium dan fosfor, diperlukan untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang. Kekurangan mineral ini, pertumbuhan tulang terganggu dan pada saat tua akan mudah terkena osteoporosis atau tulang jadi rapuh.
* Yodium (I), diperlukan untuk perkembangan otak dan kelenjar tiroid. Kekurangan yodium berakibat anak menjadi kretin, IQ rendah, terhambat perkembangan mentalnya atau idiot. Di Indonesia, gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) masih merupakan masalah gizi utama yang banyak terjadi di daerah pengunungan. Untuk menanggulanginya pemerintah menggalakan upaya pencegahan dengan program yodisadi garam seperti yang diiklankan di TV.
* Fe (zat besi), diperlukan untuk pembentukan sel darah merah dan pengolahan energi serta sel-sel otak; merupakan salah satu mineral yang sangat penting karena dapat mencegah terjadinya anemia pada bayi. Anemia masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia terutama pada balita, kaum wanita dan kelompok usia produktif. Kepada ibu hamil menyusui biasanya diberikan tablet tambah darah. Sementara pada anak yang menyusu ASI tak dianjurkan mendapat tablet besi karena sudah cukup mendapatkannya dari ASI.
* Zn (seng), diperlukan untuk pertumbuhan badan dan organ reproduksi serta meningkatkan daya tahan tubuh. Kekurangan seng pada balita akan menghambat pertumbuhan, kecerdasan dan terhambatnya perkembangan organ reproduksi atau alat kelamin.
* Selenium, diperlukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit dan senyawa beracun. Kekurangan selenium pada bayi membuatnya mudah sakit-sakitan dan mengganggu pertumbuhan badannya.
* Flour (F), diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi. Penting untuk bayi yang sedang tumbuh.
Nah, jika semua zat gizi di atas telah tercantum pada label susu formula berarti telah terpenuhi kebutuhan dasar untuk proses tumbuh kembang bayi. Jadi, Bu-Pak, bila ada zat gizi lain seperti DHA, beta karotene, choline, dan sebagainya dalam susu formula yang dibeli, maka zat gizi tersebut hanya merupakan zat tambahan saja.
ANJURAN KECUKUPAN GIZI HARIAN UNTUK BAYI
Zat Gizi Usia 0-6 Bulan Usia 6-12 Bulan
Energi (kalori/Kkl) 560 800
Protein (gram/g) 12 15
Lemak linolenat (g) 0.5 0,5
linolenat(g) 3.0 3.0
Vitamin
A(RE) 350 350
B6 (mg) 0.3 0.6
B12(mg) 0.1 0,1
C(mg) 30 35
D(mkg) 7.5 10
E(mg) 3.0 4.0
K (mg( 5.0 10
Tiamin(mg) 0.3 0.4
Riboflarin(mg) 0.3 0.5
Niasin(mg) 2.5 3.8
Asam Folat(mkg) 22 32
Mineral
Fe(mg) 3 5
Iodium(mkg) 50 70
Zn(mg) 3 5
Kalsium(mg) 300 500
Fosfor(mg) 200 250
Selenium(mkg) 10 15
Sumber: LIPI 1999, Risalah Widyakarya Pangan dan
Gizi VI
a) Simopoulus, A. 1991 dalam Journal Kesehatan, American Journal Of Clinical Nutrition Vol. 54
KAMUS ISTILAH SATUAN UKURAN YANG DIGUNAKAN
* kkal atau kilo kalori merupakan satuan untuk energi atau tenaga.
* g, singkatan dari gram.
* mg, singkatan dari miligram.
* mkg, singkatan dari mikrogram.
* RE atau Retinol Ekuevalen adalah satuan setara retinol untuk aktivitas Vitamin A.
* IU atau International Unit, yaitu satuan aktivitas zat gizi tertentu untuk keperluan tubuh per hari. Satuan IU bisa diubah ke dalam satuan ukuran gram dengan faktor konversi tertentu yang telah disepakati. Jadi, ada ketentuan ukuran yang disepakati secara internasional.
Faras Handayani
Saturday, October 25, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment