EUREKA
(Edukasi dan Ulasan Perencanaan Keuangan)
Pengasuh: Tim Indonesia School of Life (In-School)
http://www.in-school.org/
Andrias Harefa, Roy Sembel, M Ichsan, Heru Wibawa, Parpudi Lubis
Masyarakat modern semakin menyadari pentingnya asuransi karena masa depan yang tidak pasti. Semua hal yang mengandung risiko, diserahkan kepada pihak asuransi.
da seorang bapak dengan dua anak yang masih kecil, dan istrinya sama sekali tidak bekerja. Tahun lalu, si bapak sakit keras sampai harus dirawat inap selama tiga minggu di RS. Untung saja, perusahaan mengganti hampir 80 persen dari total biaya rawat inap, dokter, dan obat-obatan.
Jika kita cermati cerita di atas, betapa kita jadi tahu hidup ini penuh dengan risiko. Coba, apa jadinya bila si bapak tidak tertolong nyawanya? Bagaimana dengan nasib anak-anak yang ditinggalkannya?
Sejak kejadian tersebut baru disadari, betapa lemahnya kondisi keuangan keluarga jika si Bapak sakit atau bahkan meninggal. Si Bapak lalu memutuskan untuk mengambil asuransi jiwa, sebagai proteksi bila hal-hal di atas, meski tak diharapkan, terjadi lagi dalam hidupnya.
Tindakan bapak di atas untuk mengambil asuransi, tepat sekali. Sebab, asuransi menjadi sangat penting bila kita punya kewajiban keuangan tertentu, di mana ada pihak yang "dirugikan" bila kita meninggal. Misalnya, orang tua yang mempunyai anak. Tapi bila tak ada yang harus diproteksi, asuransi menjadi sangat tak penting. Misalnya, pria atau wanita lajang yang tidak punya utang yang harus dibayar di kemudian hari, ia tak harus mengambil asuransi karena tak punya keharusan memproteksi apa pun.
Sedangkan pada kasus si bapak di atas, sebagai satu-satunya sumber penghasilan keluarga saat ini, keuangan keluarga tadi sangat bertumpu kepada Ayah. Oleh karena itu jika terjadi risiko kematian pada si bapak, atau bila dia mengalami sakit atau cacat secara permanen sehingga tidak bisa bekerja lagi, otomatis keluarga si bapak akan kehilangan sumber penghasilan untuk membiayai kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Asuransi juga menjadi penting bila menyangkut pendidikan anak. Pasalnya, biaya pendidikan tentulah akan terus meningkat, padahal saat ini saja sudah terasa mahal. Belum lagi masa depan kondisi ekonomi dan keuangan yang serba-tak pasti. Sementara nilai aset yang kita miliki suatu saat pasti berkurang atau malah hilang. Apalagi, kondisi kesehatan orang tua di masa depan yang mengandung banyak risiko dapat mengancam pendapatan keluarga.
Nah, apa jadinya dengan anak kita nanti jika kita tak memulainya sejak sekarang untuk menyiapkan dana pendidikannya?.
Sesuai Kebutuhan
Asuransi pada kenyataannya kini tidak lagi dipandang sebagai barang mewah yang hanya bisa dinikmati kaum berduit saja. Ia sudah merupakan kebutuhan, dianggap penting oleh setiap kalangan.
Setiap orang yang mengikuti asuransi, umumnya memberi alasan yang realistis bahwa mengikuti asuransi berarti memperoleh jaminan keamanan atas risiko, baik untuk saat ini maupun jaminan atas beban kehidupan di masa mendatang.
Selain pertimbangan manfaat di masa yang akan datang, di sisi lain, banyak orang mengikuti asuransi karena asuransi kini tidak lagi terbatas pada bentuk-bentuk penjaminan dan pembayaran konvensional. Tidak hanya berkaitan dengan proteksi, kini berbagai tipe asuransi menawarkan pula "unit link" (semacam dwiguna) yang memberikan kesempatan nasabah untuk berinvestasi dalam berbagai produk investasi agar jumlahnya berkembang.
Lagipula, produk asuransi sekarang banyak yang disesuaikan dengan keiinginan klien (custom made) yang memungkinkan tertanggung membayar premi sesuai dengan kemampuan keuangan masing-masing tertanggung. Dengan perkataan lain, ia tidak lagi kaku, namun mengikuti sedapat mungkin pada kondisi dan kemauan nasabah. Bahkan, sebagian asuransi khususnya asuransi asing, kini sudah berani "menantang" konsumen dengan objek pertanggungan, model pembayaran, tenggang waktu, maupun jumlah manfaat sesuai yang dikehendaki konsumen. Apa pun model yang dikehendaki, sepanjang prospektif bagi perusahaan asuransi maka akan disanggupi. Pendek kata, kini saatnya nasabah asuransi dimanjakan dengan berbagai kemudahan demi kepuasan nasabah.
Yang jelas, banyak orang mengikuti program asuransi dengan alasan tersedianya jaminan masa depan. Situasi di Indonesia yang serba-tidak pasti dan masih dililit krisis justru mendorong orang untuk mengambil asuransi untuk memproteksi diri dan keluarga.
Mengenal Aneka Asuransi Jiwa
Risiko kematian bisa terjadi kapan saja tanpa terduga. Bila yang meninggal tidak memiliki tanggungan apa pun, tentu hal itu tak terlalu jadi masalah. Repotnya kalau yang meninggal itu masih punya tanggungan anak-anak atau anggota keluarga lain. Bagaimana jadinya nasib mereka? Dari mana mereka bisa makan dan membayar uang sekolah?
Nah, asuransi jiwa memberi proteksi terhadap nilai ekonomis seseorang. Bila ada asuransi jiwa, orang yang Anda tinggalkan akan mendapatkan sejumlah uang pertanggungan yang bisa dia pakai untuk membiayai hidupnya. Jadi, ada pihak ketiga yang akan "menjaga" orang yang Anda cintai setelah Anda tidak lagi bisa menjaga mereka. Asuransi jiwa dapat dibagi menjadi dua kategori umum:
Asuransi Sementara
Asuransi ini dikenal dengan istilah term life atau asuransi berjangka. Asuransi ini paling tepat untuk perlindungan waktu sementara, dengan jangka waktu terbatas, biasanya antara 1-20 tahun. Jadi Anda dapat menentukan waktu yang dibutuhkan untuk perlindungan selama kurun waktu yang terbatas itu (sementara).
Produk ini paling murah dibanding dengan jenis produk lainnya, dan biasanya ditawarkan kepada mereka yang berusia di bawah 40 tahun. Asuransi ini tidak memiliki nilai tunai. Artinya, jika Anda meningal dunia pada tenggang waktu yang ditentukan, keluarga Anda akan menerima uang pertanggungan secara utuh. Namun, jika sampai habis masa berlakunya Anda belum meninggal dunia, premi yang telah Anda bayarkan tidak akan Anda terima kembali sepeser pun. Jadi, bila Anda tidak meninggal dunia pada masa pertangungan yang dibatasi waktunya, uang Anda" hilang".
Asuransi Permanen
Daripada membeli asuransi berjangka pendek—20 tahun tetap pendek bila dibandingkan dengan ekspektasi hidup Anda—akan sangat ekonomis bila Anda membeli proteksi atau polis asuransi yang bertahan selama Anda hidup.
Sebagai contoh, bila alasan satu-satunya Anda membeli asuransi untuk memproteksi dana pendidikan anak Anda yang saat ini berusia 12 tahun, term insurance dengan jangka waktu 10 tahun sudah memadai. Karena begitu 10 tahun berlalu, anak Anda sudah selesai sekolah dan asuransi tersebut tidak dibutuhkan lagi.
Akan tetapi bagaimana bila Anda ingin memberikan proteksi secara finansial kepada pasangan Anda, kapan pun Anda meninggal? Maka asuransi berjangka tidaklah memadai, karena masa berlakunya bisa habis sedangkan Anda masih hidup.
Asuransi ini dirancang untuk melindungi (keluarga) Anda selama-lamanya sampai Anda meninggal dunia, berapa pun usia Anda nantinya. Asuransi ini memiliki nilai tunai yang biasanya bahkan dapat Anda pinjam dengan suku bunga sedikit lebih besar dari nilai yang berlaku saat pembelian. Jika Anda memutuskan kontrak, pada waktu tertentu Anda akan mendapatkan nilai tunai yang tersedia (biasanya di atas dua tahun). Kegunaan asuransi ini dapat dipakai sebagai perlindungan seumur hidup sehingga uang yang Anda belikan asuransi ini tetap mempunyai nilai yang dapat dipergunakan sebagai warisan.
Dengan kata lain, uang atau premi yang Anda bayarkan tidak akan "hilang" seperti dalam term insurance. Karena "keunggulan" ini, umumnya premi yang harus Anda bayarkan jumlahnya akan lebih besar ketimbang premi term insurance. Nilai tunai yang tersedia sangat bergantung kepada kinerja perusahaan asuransi, biaya-biaya perusahaan tersebut, dan tingkat mortalitasnya.
Ada tiga kategori asuransi permanen, yaitu Whole Life, Universal Life, Variabel Life atau di Indonesia dikenal dengan istilah unit link.
Asuransi Dwiguna
Asuransi Dwiguna memberikan pembayaran atau tahapan pada saat pemegang polis masih hidup. Selanjutnya, jika masa kontrak telah habis, pemegang polis masih mendapat sejumlah nilai pertanggungan yang telah ditetapkan. Masalahnya, Asuransi ini menjadi lebih mahal karena manfaat-manfaat yang diberikan berlangsung selama pemegang polis hidup. Contohnya adalah asuransi pendidikan yang banyak dijual di Indonesia. Jika Anda membeli asuransi pendidikan, Anak Anda akan mendapatkan pembayaran bertahap (manfaat hidup) saat memasuki SD, SMP, sampai perguruan tinggi. Besar pembayaran itu ditentukan oleh perusahaan asuransi berdasarkan proposal serta besarnya uang pertanggungan yang telah disepakati bersama.
Asuransi dwiguna bisa menjadi pilihan bila Anda membutuhkan, selain proteksi bagi keluarga juga perkembangan dana investasi yang ada dalam nilai tunai asuransi tersebut. Masalahnya, di Indonesia asuransi jenis ini memberikan tingkat suku bunga yang relatif lebih rendah dibandingkan suku bunga yang berlaku di pasar finansial. Akibatnya, produk ini masih dirasa kurang menarik.
Demikianlah beberapa hal berkaitan dengan proteksi asuransi yang perlu dipertimbangkan agar kehidupan keuangan keluarga berjalan aman terhindar dari beratnya beban risiko kehidupan. Selamat berasuransi!
(sinarharapan.co.id)
Friday, October 17, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment