oleh: Priyadi Iman Nurcahyo
Setelah membuat tiga tulisan tentang asuransi (1, 2, 3), saya sering mendapatkan banyak pertanyaan tentang bagaimana caranya membeli asuransi jiwa dan reksadana. Sebagai referensi bagi yang bertanya hal serupa di masa yang akan datang, cara-caranya saya tuliskan saja di posting kali ini.
Membeli Asuransi Jiwa
Pertama, tentukan dulu apakah kita memerlukan asuransi jiwa. Jika kita memiliki tanggungan dan/atau hutang yang tidak dilindungi asuransi kredit, maka kita membutuhkan asuransi jiwa. Jika tidak, maka kita tidak membutuhkan asuransi jiwa.
Kedua, hitung berapa besar uang pertanggungan asuransi jiwa yang diperlukan. Untuk tahap yang ini jawabannya bisa berbeda-beda tergantung dari teknik perhitungan yang dilakukan. Tapi untuk mempersingkat waktu kita pakai cara paling sederhana saja:
* Cari tahu besar pengeluaran keluarga per tahun jika seandainya tertanggung meninggal dunia.
* Kalikan dengan 10 untuk mendapatkan besar uang pertanggungan yang diinginkan.
Sebagai contoh pengeluaran per tahun jika seandainya tertanggung meninggal dunia adalah Rp 50 juta/tahun, maka uang pertanggungan yang akan kita beli adalah sebesar Rp 500 juta. Seharusnya jumlah tersebut sudah mencukupi untuk menutupi resiko kehilangan penghasilan dari tertanggung selama 20 tahun dengan asumsi pekembangan investasi bersih sebesar 9%.
Ketiga, saatnya untuk mencari produk yang sesuai. Produk yang kita cari adalah ‘asuransi jiwa term life’. Ciri-cirinya:
* Tidak memiliki unsur investasi.
* Masa perlindungan relatif singkat, biasanya 5 atau 10 tahun, tetapi ada juga yang 1, 2, 3 dan 20 tahun.
* Besar premi relatif kecil, sebagai perbandingan, pria 30 tahun yang tidak merokok akan dikenakan premi asuransi sebesar kurang lebih Rp 300 ribu/tahun untuk setiap Rp 100 juta uang pertanggungan.
Carilah keterangan tentang produk yang kita inginkan di beberapa perusahaan asuransi dengan cara mendatangi langsung perusahaan asuransi yang bersangkutan. Walaupun demikian, biasanya nasabah tidak pernah ditawarkan produk term life, melainkan produk lainnya yang memiliki unsur investasi. Untuk itu tanyakanlah secara spesifik: “Saya ingin mencari informasi produk term life (atau asuransi jiwa berjangka) dengan jangka waktu 5 tahun atau kurang dengan uang pertanggungan Rp sekian. Sebagai informasi umur saya sekian tahun,”
Untuk menghindari salah membeli produk, berikut adalah daftar beberapa produk asuransi jiwa term life dari beberapa perusahaan asuransi di Indonesia:
* Allianz SmartLife
* AXA Mandiri Jiwa Sejahtera
* Bumiputera Mitra Sejati
* Commonwealth Life Danatra Siaga dan Danatra Siaga 1
* Manulife ProActive dan ProActive Plus
* Sun Life Term Life
* Takaful Falah
Keempat, banding-bandingkan beberapa produk asuransi untuk mendapatkan produk yang paling menguntungkan. Tidak seperti unit link atau asuransi lainnya yang mengandung unsur investasi, sama sekali tidak sulit untuk membandingkan beberapa produk term life.
Beberapa kriteria pemilihan yang perlu dipertimbangkan adalah:
* Klausul guaranteed renewability. Klausul ini memastikan nasabah dapat memperpanjang perlindungan setelah kontrak berakhir tanpa syarat sama sekali dengan kenaikan premi seperti yang tertera dalam polis. Dengan klausul ini, perusahaan asuransi tidak berhak untuk memutuskan perlindungan jika misalnya nasabah menderita sakit keras. Hindari produk yang tidak memiliki klausul ini.
* Harga premi, semakin rendah tentunya semakin menguntungkan. Tapi jangan terlalu terpaku pada harga premi pada saat pertama kali anda masuk asuransi. Bandingkan pula harga premi untuk tahun-tahun berikutnya. Prioritaskan evaluasi harga premi pada 10-15 tahun pertama.
* Jangka waktu perlindungan, semakin rendah semakin baik. Ambillah asuransi term life dengan masa pertanggungan 5 tahun atau lebih kecil lagi. Jika memungkinkan ambillah masa pertanggungan 1 tahun, atau yang lebih dikenal dengan YRT/ART (yearly/annual renewable term). Karena adanya klausul guaranteed renewability, tidak menjadi masalah jika nasabah nantinya akan mengambil asuransi jiwa selama 20 tahun misalnya.
* Perlindungan tambahan (rider). Tetapi tidak perlu mengambil manfaat kesehatan karena kemungkinan besar kita akan membutuhkan asuransi kesehatan lebih lama daripada asuransi jiwa. Sebaiknya manfaat kesehatan diambil secara terpisah jika memang diperlukan.
Kelima, setelah menjatuhkan pilihan, kita bisa membeli produk pilihan kita. Perusahaan asuransi akan melakukan proses underwriting yang mungkin melibatkan hal-hal seperti pemeriksaan kesehatan dan sebagainya.
Setelah menerima polis periksalah dengan seksama apakah polis tersebut sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Membeli Reksadana
Pertama, tentukan jenis reksadana yang akan kita beli. Jenis reksadana yang kita beli terutama ditentukan dari berapa lama kita membutuhkan uang yang saat ini kita tanamkan di reksadana. Selera setiap orang berbeda-beda, tetapi untuk pemula saya bisa beri saran sebagai berikut:
* Di bawah satu tahun: reksadana pasar uang
* Antara satu sampai tiga tahun: reksadana pendapatan tetap
* Antara tiga sampai enam tahun: reksadana campuran
* Enam tahun atau lebih: reksadana saham atau reksadana indeks
Kedua, untuk membeli reksadana, cukup datangi penjual reksadana, misalnya ke agen penjual reksadana atau perusahaan manajer investasi.
Agen penjual reksadana yang paling populer akhir-akhir ini mungkin adalah Bank Commonwealth. Pembelian reksadana di Bank Commonwealth bisa dilakukan secara praktis melalui Internet. Bank Commonwealth menjual puluhan produk reksadana dari berbagai manajer investasi. Untuk membuka rekening di Bank Commonwealth, dibutuhkan dana sebesar Rp 2 juta.
Alternatif lain adalah Bank Mandiri. Bank Mandiri juga menjual puluhan reksadana yang dapat dibeli melalui customer service di hampir setiap cabangnya.
Beberapa produk reksadana juga bisa dibeli secara langsung ke manajer investasinya tanpa melalui agen reksadana. Contohnya adalah Manulife, Trimegah, PNM dan Danareksa.
Pertimbangkan produk reksadana yang akan dibeli berdasarkan kriteria sebagai berikut:
* Data perkembangan investasi historis
* Biaya pembelian
* Biaya penjualan
* Biaya jasa pengelolaan investasi
* Biaya minimal setoran pertama
* Biaya minimal setoran selanjutnyas
* Data lain-lainnya yang tertera pada prospektus reksadana yang bersangkutan
Terlalu rumit? Bagi pemula yang ingin berinvestasi untuk jangka panjang atau yang tidak ingin direpotkan dengan urusan investasi, saya pribadi menyarankan reksadana indeks. Reksadana indeks adalah subset dari reksadana saham yang dikelola secara pasif sehingga biaya jasa pengelolaan investasi menjadi minimal. Biasanya, dalam jangka panjang, performa reksadana indeks akan mengalahkan reksadana saham konvensional. Sayangnya reksadana indeks di Indonesia saat ini adalah ’spesies langka’. Satu-satunya produk indeks yang populer saat ini adalah Danareksa Indeks Syariah yang dapat dibeli melalui Bank Commonwealth maupun Sentra Investasi Danareksa.
Ketiga, nasabah bisa mengetahui perkembangan investasinya melalui beberapa cara. Beberapa manajer investasi akan memberikan laporan bulanan sehingga nasabah bisa mengetahui nilai investasinya. Selain itu data perkembangan investasi dari semua reksadana yang terdaftar di Indonesia dapat diketahui melalui beberapa media seperti Koran Tempo, Bisnis Indonesia (dapat pula dilihat di Internet) atau PortalReksadana.com.
Nasabah tidak perlu melihat informasi perkembangan investasinya setiap hari secara religius. Untuk jangka panjang, bagi investor kasual, satu tahun sekali sebenarnya sudah cukup.
Keempat, yang paling penting tentunya adalah menyetorkan dana untuk diinvestasikan ke reksadana. Hal ini tentunya harus dilakukan secara periodik. Beberapa penasihat keuangan memberi saran untuk menginvestasikan 10%-30% dari penghasilan keseluruhan secara rutin setiap bulannya.
Thursday, October 16, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment