Thursday, October 16, 2008

Bagaimana Cara Membandingkan Produk Asuransi?

Dear Wina,
Gue gak pernah bosan dengerin Financial Clinic di Hard Rock FM. Seru banget dan gue sempet sebel sama lo karena gue kesindir banget dengan cerita-cerita serem lo.

Salah satunya adalah soal asuransi.
Gue banci asuransi. Gue punya 7 produk asuransi kali! Setiap bulan gue bayar hampir Rp 3 juta untuk premi doang. Sementara, emang salah gue juga kali ya, gue gak tau tuh manfaat tiap asuransinya apa...

Jadi gue kesindir banget tuh kalo lo lagi ngomongin asuransi.... bener juga ya, apa sih manfaatnya asuransi yang udah gue beli.

Terus lo selalu bilang harus selektif, harus pilih-pilih, harus dibandingin. Apa yang harus dibandingin? Caranya gimana?

Bales ya Win.. kalo gak sempet tampilin jawabannya deh...

Thanks banget.

Firania@xxx.co.idThis e-mail address is being protected from spam bots, you need JavaScript enabled to view it
35 tahun, menikah, 1 anak (umur 3 tahun)


Disclaimer:
Nama, alamat email dan detail email telah dirubah untuk melindungi identitas pengirim email.


Halo Firania,

Salah satu komponen yang sangat penting dalam financial planning adalah : Asuransi. Kenapa? Karena kita tidak bisa mengelak dari resiko dalam hidup. Mulai dari resiko mobil tabrakan, rumah terbakar, sampai kondisi pemberi nafkah keluarga yang tiba-tiba tidak dapat bekerja lagi karena sakit, kecelakaan atau meninggal dunia.

Pertanyaannya apa yang harus diperhatikan dalam membeli asuransi?

Perhatikan :
Uang Pertanggungan = dana yang kita terima apabila terjadi meninggal, kecelakaan karena cacat tetap total dan terkena penyakit kritis.
Premi = biaya yang kita keluarkan untuk memiliki polis asuransi ini


Cara membandingkan bagaimana?
Gampang banget kok... liat offer nya dan tanya sama diri sendiri = TUJUAN LO APA?

Jadi bandingkan : Uang Pertanggungan / Manfaat, Tujuan Finansial dan Premi.
Minta ke agen asuransinya supaya memberikan produk yang nyambung dnegan tujuan finansial kita masing-masing.

Contoh 1 : Produk asuransi A

Tujuan : Menyekolahkan Anak ke Universitas


PRODUK ASURANSI A
Premi/Tahun: 11,651,004
Total Premi Yg Dibayarkan 10 Thn (Rp): 117,400,000
Uang Pertanggungan Jika Meninggal: 200,000,000
Dana Pendidikan Thn Ke-:
6
12
15
18
Yg Diterima (Rp):
10,000,000
15,000,000
20,000,000
40,000,000

Check with yourself! Apa sih artinya Rp200juta uang pertanggungan yang dapat diterima jika pemberi nafkah meninggal dunia pada kehidupan keluarga kita? Jangan keburu senang karena Rp 200 juta itu nilai yang besar kalau gaji kita Rp 1 jutaan, tapi kalau gaji kita Rp 10 jutaan, artinya Rp 200 juta sama dengan 20 bulan gaji kan?

Kalau tujuannya menyekolahkan anak ke universitas, perhatikan dana-dana yang diterima di tahun-tahun masuk sekolah. Berapa sih biaya sekolah yang jadi target kita????? Apakah Rp 10 juta di tahun ke-6 sudah cukup untuk masuk SD? Apakah Rp 40 juta di tahun ke-18 sudah cukup untuk masuk universitas? Jangan lupa ada kenaikan biaya pendidikan sebesar 20% ya.

Terakhir, lihat Preminya, apakah kita mampu membayarkan Rp 11 jutaan per tahun dalam bentuk premi demi menerima manfat uang pertanggungan Rp 200 juta (jika meninggal) dan dana pendidikan tahun ke-6 sebesar Rp 10 juta.

Nah waktu membandingkan produk itu, bandingkan dengan cara di atas. Jadi keliatan mana produk yang UP nya cocok, nyambung dengan tujuan kita dan kita mampu bayarnya alias gak kemahalan.

Bisa liat model term life + beli reksadana, wholelife, endowment sampai unitlink... bandingkan sendiri!!!

Masuk akal kan?

This is a real case.
Dulu, keluarga gue juga beli asuransi yang gak nyambung dengan tujuan finansial kita. Uang Pertanggungan Rp 100 juta (btw ini harga mobil kita waktu itu Rp 98 juta, jadi nilai finansial suami gue beda tipis dengan si mobil culun itu), premi Rp 8 juta / tahun, tahun ke 3 terima Rp 10 juta... masuk universitas terima... Rp50 juta...

Uang Pertanggungan Rp 100 juta itu gak bernilai besar karena saat itu pengeluaran per bulan aja udah 3 -5 jutaan.
Uang sekolah anak gue di tahun ke 3 adalah Rp 15 juta, untuk S1 ke Australia perlu Rp 1M...

Yang paling parah, waktu itu.. gue gak punya Rp 8 juta / tahun untuk bayar preminya, jadi kita beli lewat kartu kredit, dan ngutang ajaaaaaaaaaaaaa.

Sekarang kita ganti asuransinya dengan UP yang setiap 3 tahun diperiksa lagi seiring dengan peningkatan karir & umur suami gue. Gue sendiri belum diasuransikan karena hidup keluarga gue bergantung dari penghasilan suami.
Tapi selain beli asuransi itu, kita portfolio reksadana yang berbeda-beda untuk setiap tujuan finansial, mulai dari dana darurat, dana liburan, dana pendidikan anak, dana pensiun, dana penyakit kritis, dll.

Jadi Ferania... mudah-mudahan polis asuransi yang banyak itu bisa dipilihin mana yang harus ditutup, mana yang harus ditingkatkan, mana yang harus dipertahankan sesuai dengan kebutuhan lo.... jangan takut untuk mengambil keputusan, yang penting Ferania tau konsekwensi dari keputusan yang diambil. Jangan juga semua ditutup sebelum ada pengganti yang lebih baik. Jangan sampai ada periode tidak terasuransikan...

Btw, kejadian produk asuransi yang gak nyambung itu terjadi tahun 2002 waktu anak pertama gue lahir, sampai 2005... gue baru berani tutup asuransinya setelah 3 tahun kehilangan Rp 24 juta, tidak ada nilai tunai. Gak marah sih sama agennya, karena kejadiannya betul-betul akibat gue sendiri yang gak ngerti apa yang gue mau...

As simple as... TUJUAN LO APA????

Finance Should Be Practical!
Ligwina Hananto

No comments:

Post a Comment