Friday, October 17, 2008

PILIH TABUNGAN PENDIDIKAN ATAU ASURANSI PENDIDIKAN

Dikutip dari CBN CyberSHOPPING

Dear Mbak Mike dari Safir Senduk & Rekan,

Saya sebenarnya belum menikah, tapi saya ingin sekali mempersiapkan sebuah tabungan atau asuransi, misalnya untuk pendidikan, insya Allah untuk anak saya kelak, walaupun saya belum punya. Tapi saya bingung, sebaiknya saya pilih mana yah? Tabungan pendidikan atau asuransi pendidikan? Tolong Mbak Mike memberi saya penjelasan baik dan buruk serta kekurangan dan kelebihannya. Terima aksih sebelumnya, Mbak.

Elsa

Jawaban:

Halo Elsa,

Asuransi Pendidikan adalah kontrak antara perusahaan asuransi dan Anda sebagai orangtua yang menyebutkan bahwa Anda setuju untuk membayar sejumlah premi asuransi secara berkala kepada pihak perusahaan asuransi, untuk kemudian Anda akan mendapatkan jumlah dana pendidikan tertentu dari perusahaan asuransi, pada saat anak Anda memasuki usia sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya.

Jumlah dana pendidikan adalah sejumlah prosentase tertentu dari Uang Pertanggungan (UP), misalnya untuk membayar uang pangkal masuk SD diberikan 20% dari UP, tetapi untuk uang pangkal masuk perguruan tinggi diberikan 50% dari UP. Apabila terjadi resiko kematian pada Anda yang menyebabkan setoran premi asuransi terhenti, sementara si anak belum mendapatkan dana pendidikannya secara utuh, maka pihak perusahaan asuransi menjamin dana pendidikan akan tetap diberikan sesuai dengan jenjang pendidikannya juga. Dengan mengambil asuransi pendidikan, berarti Anda menabung sekaligus mengambil asuransi jiwa secara bersamaan.

Sedangkan Tabungan Pendidikan adalah kontrak antara bank dengan Anda sebagai orangtua, dimana Anda setuju bank mendebet sejumlah dana secara rutin dari rekening Anda untuk disetorkan ke dalam rekening tabungan pendidikan anak. Dana hasil dari investasi setoran rutin tabungan tersebut baru bisa diambil pada saat si anak memasuki usia sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya. Besarnya jumlah dana yang diambil sudah ditentukan sejak awal, sesuai dengan perkiraan biaya uang pangkal masuk sekolah. Namun, untuk mengantisipasi resiko terhentinya setoran rutin tabungan akibat kematian Anda, maka tabungan pendidikan ini juga biasanya ditambahkan manfaat proteksi, yaitu berupa asuransi jiwa. Dimana jika terjadi kematian pada Anda, maka setoran rutin tabungan Anda tetap diteruskan oleh pihak perusahaan asuransi, sehingga dana pendidikan anak Anda tetap terjamin keberadaannya, dan diberikan sesuai dengan tahapan pendidikan Anak.

Dengan demikian dapat terlihat perbedaan mendasar dari keduanya, namun dari sisi Anda tetap memiliki sistem yang sama, yaitu melakukan investasi secara rutin dan sekaligus memproteksinya terhadap resiko kematian dengan asuransi jiwa. Namun menurut saya, tabungan dan asuransi pendidikan kurang tepat diambil oleh seseorang yang belum memiliki tanggungan anak. Alasannya adalah sebagai berikut:


Tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan sama-sama mengandung unsur asuransi jiwa. Dan asuransi jiwa sebaiknya hanya dibeli oleh seseorang yang menanggung biaya hidup orang lain dari penghasilannya. Sehingga tujuan pembelian asuransi jiwa sebenarnya adalah untuk proteksi penghasilan. Jika penghasilan seseorang terhenti karena meninggal dunia, maka tanggungan yang ditinggalkan tidak terlalu menderita secara finansial, dimana perusahaan asuransi jiwa akan membayar sejumlah Uang Pertanggungan (UP) kepada mereka.
Diharapkan dengan UP tersebut bisa membantu tanggungan yang ditinggalkan untuk men-support biaya hidupnya sementara. Nah, jika Anda belum mempunyai tanggungan, berarti belum perlu membeli asuransi jiwa bukan? Saat ini Anda belum memiliki tanggungan anak, atau orang lain yang ingin Anda persiapkan dana pendidikannya. Berarti tidak ada orang lain yang biaya pendidikannya tergantung dari penghasilan Anda. Karena itu Anda belum perlu membeli tabungan atau asuransi pendidikan.


Tabungan dan asuransi pendidikan, sama-sama hanya bisa diambil sesuai dengan tahapan pendidikan anak masuk sekolah, misalnya jika usia anak 1 tahun saat ini maka tahun 2009 dia akan masuk SD saat berusia 6 tahun, dan seterusnya. Karena Anda belum memiliki anak karena anak Anda belum lahir, maka sulit menentukan jenjang pendidikannya. Karena itu tabungan dan asuransi pendidikan sebaiknya diambil jika sudah memiliki anak atau anak Anda sudah lahir.

Saran saya, fokuskan diri Anda untuk terus menabung dan berinvestasi. Sisihkan dari penghasilan Anda saat ini secara rutin untuk persiapan kebutuhan di masa depan. Anda bisa mulai dengan 10% saja minimal dari penghasilan untuk ditabung, lebih besar lebih baik. Tujuan menabung ini nanti bisa digunakan untuk apa saja, misalnya untuk membeli rumah, membeli mobil, persiapan pensiun, modal membuka usaha, bahkan mempersiapkan pendidikan anak kelak. Namun, pisahkanlah antara berinvestasi dengan berasuransi. Prinsipnya, selama Anda belum memiliki tanggungan, maka Anda belum memerlukan asuransi jiwa.
Salam,
Mike Rini
Perencana Keuangan


(perencanakeuangan.com)

No comments:

Post a Comment